Showing posts with label Kebudayaan. Show all posts
Showing posts with label Kebudayaan. Show all posts

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya sendiri yang unik dan sangat menarik untuk diketahui. Satu diantaranya adalah Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong yang memiliki tradisi tahunan yang unik. Tradisi tersebut sudah berlangsung lama dan turun menurun dilakukan oleh warganya. Tradisi tersebut adalah “berkebun semangka” yang dilakukan setiap tahun diakhir musim panen padi.

 Masyarakat setempat memiliki tradisi berkebun semangka seusai musim panen padi dan sekaligus menjelang musim panas. Hal itu dilakukan mengingat tanaman semangka sangat rentan terhadap genangan air. Sehingga musim panen padi yang biasa dilakukan menjelang musim panas menjadi awal untuk persiapan berkebun semangka.

Pada sekitar tahun 90an, warga setempat membuka lahan tanah gambut sebagai lahan kebun semangka mereka. Namun sekitar 2002 hingga sekarang, lahan yang dibuka untuk kebun semangka bukan lagi lahan tanah gambut melainkan lahan bekas sawah padi. Peralihan lahan tersebut dikarenakan seusai berkebun semangka, lahan gambut tersebut akan ditanami pohon karet. Oleh karena itu, sekarang ini kebanyakan warga berkebun semangka dengan memanfaatkan lahan sawah padi yang sebelumnya sudah dibersihkan. Memang terdapat perbedaan kualitas buh antara di lahan gambut dengan lahan sawah yaitu pada umumnya semangka yang ditanam di tanah gambut menghasilkan buah yang lebih besar dan lebih manis dibandingkan lahan sawah yang memiliki tekstur tanah yang kering. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk melakukan tradisi tahunan ini. Bahkan hampir semua masyrakatnya yang semula dari lahan gambut bermigrasi ke lahan sawah padi.

Proses berkebun yang dilakukan ini memakan waktu yang lama yaitu sekitar enam bulan. Dalam waktu tersebut berbagai proses dilakukan yaitu pembibitan yang memakan waktu satu minggu, dilanjutkan dengan proses pembuatan “terumbu’’ atau bedengan yang dibentuk bulat, lalu diikuti penanaman, pembesaran terumbu, pemberian abu dan pupuk, dan terakhir penutupan terumbu dan penyemprotan hama. Setelah semua proses selesai dilakukan, tinggal menunggu waktu panen buah. Semua proses tersebut dilakukan secara manual dan menggunakan cara yang masih tradisional loh . Meskipun demikian, kualitas buah yang dihasilkan juga masih sangat bagus. Kualitas buah semangka dari Dusun Semayong ini memang diakui oleh daerah disekitarnya, termasuk Kota Sambas, maka tidak heran jika Semayong ini dikenal sebagai daerah penghasil buah semangka yang manis. Mengingat kualitas buah semangka yang tegolong bagus ini, maka sebaikanya pula diketahui cara tradisional yang dilakukan masyarakatnya dalam berkebun semangka ini.

 1. Pembibitan
Di mulai dari pembibitan yang bibit semangka (biji) dicuci terlebih dahulu, kemudian dibungkus dengan kain (terserah kain apa saja) dengan ukuran selebar 5 jari. Biji semangka yang akan dijadikan bibit tersebut harus dihitung jumlahnya. Hal itu dipandang perlu guna menyesuaikan dengan jumlah “terumbu’’ yang akan dibuat nanti. Biasanya satu “terumbu’’ memuat enam biji atau 10 biji.

2. Membuat terumbu
Proses selanjutnya adalah membuat terumbu. Pada umumnya bentuk terumbu semangka untuk penanaman biji berbentuk persegi. Setelah semangka tumbuh, maka terumbu tersebut yang awalnya persegi akan dibentuk secara perlahan menjadi bulat dan besar. Biasanya jumlah terumbu yang dibuat bervariasi yakni berkisar antara 20-100 terumbu. Semakin banyak terumbu yang dibuat semakain banyak pula nanti buah yang akan dipanen.


 3. Penanaman
Nah pada proses penanaman ini, terumbu yang sudah dibuat biasanya diberi abu. Lalu, abu tersebut dicampurkan dengan tanah (terumbu) tersebut. Selanjutkan bibit dan“paraden’’ (semacam racun hama agar bibit tidak dirusak hama/semut) dimasukan ke dalam tanah/terumbu yang sudah dilubangi (sekitar 3 atau lima lubang dengan asumsi 2 biji semangka per lubang). Setelah itu, ditutupi dengan tanah dan terumbu akan berbentuk persegi yang memiliki cekungan.

4. Pembesaran
terumbu Setelah semangka tumbuh, maka terumbu akan diperlebar sisinya. Saat inilah yang bentuk asalnya persegi diubah menjadi bulat. Di setiap pinggir terumbu akan digali dan dibentuk menjadi lingkaran/bulat. Pembesaran terumbu harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terkena akar tanaman semangka.

 5. Pemberian abu dan pupuk
Setelah pembesaran terumbu selesai dilakukan, tanahnya kembali digali untuk diberi abu dan pupuk. Abu tersebut diperoleh dari hasil membakar rumput, daun, atau kayu sisa pembersihan lahan. Penggalian tanah ini harus hati-hati agar tidak terkena akar semangka, karena saat itu akar semangka sudah mulai menyebar. Pupuk dan abu yang ditaburkan juga berada jauh dari akar semangka. Setelah proses pemberian pupuk dan abu selesai dilakukan, terumbu kembali dirapikan dan kembali ditaburi abu.

 6. Penutupan terumbu
Masyarakat setempat menyebut proses ini sebagai “nembok terumbu’’. Untuk proses ini, terumbu kembali digali dan diberi abu serta pupuk. Setelah itu, dilakukan penutupan terumbu semangka menggunakan lapisan akar pakis (pada lahan gambut) atau jerami padi (lahan sawah). Pada saat ini juga, semangka sudah mulai berbunga, nah agar semangka tetap tumbuh sehat, maka perlu dilakukan pula penyemprotan hama. Setelah semua proses tersebut dilakukan saatnya menunggu semangka berbuah. Pada saat semangka mulai berbuah, dan buahnya sebesar kepalan tangan, biasanya akan dipetik dan dijadikan sayuran. Saat berkebun semangka, diselingi juga dengan kebun lainnya seperti mentimun, dan kacang. Setelah buah semangka besar, maka untuk mengenal buah yang sudah matang adalah melalui tangkainya. Di dekat tangkainya terdapat seperti akar yang keriting (ga tau namanya), jika mengering maka dipastikan buah semangka sudah matang. Kemudian cara kedua adalah dengan memukulkan jari ke buah semangka tersebut. Biasanya buah semangka matang secara bersamaan, jadi tinggal lihat apakah tangkainya sudah mengering atau belum 

Foto diambil dari Facebook
Tahun baru Islam atau Tahun Baru Hijiriyah jatuh pada 1 Muharram selalu diperingati dan dirayakan dengan cara yang berbeda dan unik di setiap daerah di Indonesia. Di Kabupaten Sambas di Desa Sungaai Kumpai Dusun Semayong, perayaan Tahun Baru Islam ini dikenal dengan nama ''Hari Raya Ketupat''.

Pada satu Muharram di pagi harinya sekitar pukul 6 pagi, para laki-lakinya baik yang sudah tua maupun masih anak-anak di dusun tersebut secara berombongan berkunjung dari satu rumah kerumah lainnya. Dirumah yang dikungji tersebut dibacakan do'a selamat dan shalawat.

Rumah yang dikunjungi itu biasanya menyediakan kue yang beraneka ragam. Tiap rumah berbeda-beda dalam menyajikan hidangan, ada yang menyajikan lontong, sate, kue lapis, kari, dan sebagainya tergantung kemampun. Namun hidangan ketupat tidak pernah lupa untuk disajikan.

 Biasanya acara kunjung berkunjung ini hanya dilakukan oleh kaum prianya saja, sementara kaum wanita tinggal dirumah untuk menyediakan hidangan. Pada setiap rumah diharuskan pihak laki-laki dari keluarga tersebut untuk mengikuti rombongan lainnya mengunjungi setiap rumah. Acara kunjung berkunjung tersebut biasanya selesai dilakukan pada pukul 7 atau 8 pagi, tergantung jumlah rumah pada desa atau dusun tersebut.

Untuk mempercepat selesainya proses kunjung berkunjung itu biasanya dilakukan pembagian rombongan yang mana sebagian rombongan mengunjungi rumah warga dibagian hilir dusun tersebut dan sebagian rombongan lainnya mengunjungi rumah warga di bagian hulu. Perayaan dengan cara mengunjungi rumah warga secara berombongan ini hanya dilakukan pada 1 Muharram, sementara hari berikutnya masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa.

Salam Blogger!

Sebelum acara pernikahan, dilaksanakan adat istiadat Bepallam, Betangas dan antar uang. Namun satu tradisi yang hampir terlupakan yaitu Berinai. Pada masyarakat melayu terutama melayu Kabupaten Sambas, saat bepallam maupun betanggas, sepuluh jari calon pengantin pria dan wanita dibubuhi inai. Inai tersebut bewarna kemerah-merahan dan proses pembubuhan inai tersebut dilakukan secara tradisional.

Daun Inai : Sumber foto

Sebelum inai dikenakan ke jari, ia adalah berupa daun yang dijemur sehingga kering atau masih segar. Biasanya daun inai yang sudah dikeringkan mempunyai kualitas warna merah lebih bagus dari pada daun inai yang masih segar. Daun inai tersebut digiling atau ditumbuk untuk mendapatkan getahnya. Apabila daun inai sudah halus baru dibubuhkan ke jari dengan diikat menggunakan kain atau kantong plastik yang disobek sesuai ukuran jari. Untuk hasil yang memuaskan, inai tersebut dibiarkan selama satu hari agar warnanya lebih merah.
Proses berinai  : Sumber Foto

Hasil Inai : Sumber Foto


Biasanya yang membubuhkan inai pada calon pengantin adalah sang pengapit pengantin. Saat pembubuhan inai pada jari, anak-anak atau saudara sang calon pengantin juga ikut membubuhi jari mereka dengan inai. Pada saat itu terlihat kegembiraan keluarga yang akan menyambut acara pernikahan. Khusus masyarakat melayu sambas, pengantin akan diarak diiringi musik tanjidor.


Salam Blogger!

Salam Bloger!

Ritual pembakaran naga wajib dilakukan. Jika naga tidak dibakar, menurut kepercayaan mereka dikhawatirkan akan terjadi bencana dan musibah daerah dimana mereka tinggal. Karena arwah suci dari leluhur Tionghoa yang telah meraga dalam naga-naga untuk perayaan Cap Go Meh akan murka dan menjadi penasaran. Mengakibatkan aura negatif bagi seluruh warga Tionghoa pada tempat tersebut.

Untuk tahun 2012, ritual pembakaran naga dilakukan di area pemakamaman Yayasan Bhakti Suci Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Sebelum replika naga dibakar,terlebih dahulu replika naga tersebut diarak disekitaran area pemakamanan tersebut. Kemudian replika naga tersebut menuju klenteng di area pemakaman. Setelah proses ritual di klenteng dilakukan, replika naga tersebut diarak sehingga membentuk bulatan yang kemudian dibacakan doa dan dibakar. saat api melahap replika naga tersebut, para pengarak naga, mengelilingi api tersebut sambil beryel-yel.


Berikut Videonya yang saya unggah di Youtube :





Adapun jumlah replika yang dibakar pada hari ini sebanyak 8 naga. Ritual yang dilaksanakan ini berjalan tertib. Warga Kubu Raya dan Pontianak berbondong-bondong memadati area pemakaman untuk menyaksikan ritual pembakaran naga. Tidak hanya dari warga Tionghoa akan tetapi juga dari warga non Tionghoa.

Salam Blogger!

Salam Blogger

Pada tanggal 4 Februari 2012 diadakan ritual buka mata naga di Kelenteng Kwan Tie Bio di Jalan Diponegoro, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Buka mata naga yang dilaksanakan adalah dalam rangka perayaan Cap Go Me. Setelah dilaksanakan ritual buka mata naga,pada puncak perayaan Cap Go Meh yaitu pada hari Senin 6 Februari, replika naga diarak keliling kota, terutama di jalan Gajah Mada, Hijas dan Tanjungpura. Pada puncak perayaan Cap Go Meh tersebut juga digelar Tatung yang dipusatkan di Kota Singkawang. Setelah itu tepatnya pada hari Selasa 7 Februari yaitu setelah digelarnya Tatung, diadakan ritual Pembakaran Naga. Ritual Pembakaran Naga ini merupakan rangkaian penutup Imlek dan Cap Go Meh. Menurut kepercayaan warga Tionghoa, Proses pembakaran naga adalah untuk mengantarkan arwah-arwah yang merasuki sang naga kembali ke surga.



Ritual pembakaran naga wajib dilakukan. Jika naga tidak dibakar, menurut kepercayaan mereka dikhawatirkan akan terjadi bencana dan musibah daerah dimana mereka tinggal. Karena arwah suci dari leluhur Tionghoa yang telah meraga dalam naga-naga untuk perayaan Cap Go Meh akan murka dan menjadi penasaran. Mengakibatkan aura negatif bagi seluruh warga Tionghoa pada tempat tersebut.
Untuk tahun 2012, ritual pembakaran naga dilakukan di area pemakamaman Yayasan Bhakti Suci Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Sebelum replika naga dibakar,terlebih dahulu replika naga tersebut diarak disekitaran area pemakamanan tersebut. Kemudian replika naga tersebut menuju klenteng di area pemakaman. Setelah proses ritual di klenteng dilakukan, replika naga tersebut diarak sehingga membentuk bulatan yang kemudian dibacakan doa dan dibakar. saat api melahap replika naga tersebut, para pengarak naga, mengelilingi api tersebut sambil beryel-yel.
Adapun jumlah replika yang dibakar pada hari ini sebanyak 8 naga. Ritual yang dilaksanakan ini berjalan tertib. Warga Kubu Raya dan Pontianak berbondong-bondong memadati area pemakaman untuk menyaksikan ritual pembakaran naga. Tidak hanya dari warga Tionghoa akan tetapi juga dari warga non Tionghoa.

Salam Blogger!

Salam Blogger!

Kabupaten Sambas memiliki banyak kebudayaan, adat istiadat, tradisi nya yang menarik serta unik. Sebut saja adat istiadat Tepung Tawar, Antar Ajung, Antar Pakatan, Dan sebagai nya. Salah satu budaya yang terdapat di Kabupaten Sambas adalah Makan Besaprah yang biasanya di lakukan pada acara - acara tertentu, seperti : acara pernikahan, acara tepung tawar, sunatan, antar pinang, dan sebagai nya.


Makan Besaprah ini adalah acara makan bersama yang di lakukan oleh masyarakat melayu Sambas pada acara - acara jamuan makan, seperti pada acara pernikahan. Tamu yang hadir pada acara pernikahan biasanya di jamu dengan hidangan - hidangan khas melayu Sambas dan ketika akan menjamu hidangan tersebut mereka membentuk suatu kelompok atau " Paduan " yang terdiri dari 5 atau 6 orang dengan duduk bersila/lesehan untuk menikmati menu yang sudah di hidangkan. Menikmati menu yang di hidangkan dengan duduk bersila bersama 6 orang dimaksudkan sebagi salah satu perwujudan kebersamaan dan silaturahmi antara masyarakat Sambas.

makan besaprahan ketika Sya'banan

Makan Besaprah ini menggunakan lima jari artinya ketika memasukan makanan kedalam mulut tidak menggunakan sendok dan garpu, di acara Makan Besaprah ini lah kebersamaan benar - benar di terapkan. Sementara untuk membentuk kelompok atau " paduan " ini biasanya kita bisa mengajak teman dekat atau ada juga bersama orang - orang yang kita tidak akrab sebelum nya. Untuk hidangan Makan Besaprah ini sudah tersaji lengkap bersama air minum nya, piring serta air untuk basuh tangan serta lap tangan. Untuk Makan Besaprah ini setelah menikmati hidangan biasanya bisa lansung meninggalkan tempat karena untuk hidangan yang sudah di santap sudah ada yang menangani nya untuk membersihkan nya. Karena " Tamu adalah Raja " maka tamu yang hadir benar - benar di layani seperti raja.



Semoga apa yang di sajikan kali ini bisa menambah wawasan dan mengenal budaya masyarakat Kabupaten Sambas.

Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Pecidasase


Salam Blogger


Salam Blogger!

Bulan Sya'ban adalah bulan sebelum tiba bulan Ramadhan yaitu bulan suci umat islam. Bulan Sya'ban ini di sambut dengan cara yang berbeda di setiap tempat, namun ada juga yang tidak menyambutnya. Khusus di desa Semayong dan Kabupaten Sambas pada umum nya, bulan Sya'ban di sambut dengan acara makan - makan.


Masih ingat postingan beberapa hari yang lalu tentang " Bulan Sya'ban bulan nya makan - makan " ?
Bulan Sya'ban ini di sambut dengan adat istiadat yang unik oleh masyarakat desa Semayong, setiap bulan Sya'ban di adakan lah acara " ruahan atau Sedekah Nasi ". Acara tersebut hampir sama dengan acara tahlilan. Dan doa - doa yang di baca juga hampir sama dengan tahlilan. Seperti yang telah di posting beberapa hari yang lalu, bahwa acara " Ruahan atau Sedekah Nasi " ini di adakan pada pagi menjelang makan siang atau sore hari mendekati waktu magrib. Untuk acara " Ruahan atau Sedekah Nasi " ini, di hadiri oleh yang di undang atau keluarga dekat, tetangga yang rumah nya berdekatan dengan rumah si pemilik acara tersebut saja.



Acara " Ruahan atau Sedekah Nasi " ini di tempati secara lesehan saja. Dengan duduk bersila sembari membaca doa. Ini khusus untuk yang pria nya saja. Sementara untuk kaum wanita ( yang di undang sekeluarga ) duduk di belakang atau di bagian rumah yang lain. Seperti di ruang tengah. Biasanya yang di undang sekeluarga adalah tetangga dekat atau keluarga si empunya rumah saja. Nah untuk yang di undang sekeluarga ini biasanya kaum wanita nya membawa beras satu kilo atau lebih. Ini merupakan adat istiadat khas masyarakat kabupaten Sambas.

Kebetulan di hari jumat saya dapat mengabadikan moment Sya'ban dengan kamera ponsel. Acara Sya'ban ini di lakukan di salah satu rumah warga desa Semayong. Acara di mulai jam 04.09 Sore setelah hadir nya para undangan laki - laki maka acara membaca doa pun di mulai. Sekitar jam 04.30, baca doa selesai, sementara hidangan ketika saat - saat akhir doa, sudah di hidangkan menu oleh beberapa orang yang di tunjuk empunya rumah untuk membawa menu kepada para undangan. Adapun menu tersebut ada 6 piring yang setiap satu saprahan itu terdiri dari 6 orang juga. Untuk menu yang akan di santap adalah ada ayam, sayur kacang, daging sapi,dan lain - lain yang kesemuanya berjumlah 6 piring.


Nah untuk para kaum wanita nya biasanya ketika sang pria membaca doa, mereka juga berdoa mengikuti sang pria yang duduk nya terpisah antara mereka. Suasana hening ketika membaca doa ketika doa sudah selesai baru para pria yang menyantap hidangan, biasanya setelah semuanya para pria mendapat hidangan, baru kaum wanita nya di hidangkan makanan.


Nah di karenakan sudah memasuki bulan ramadhan, maka Sya'banan juga telah berakhir, tapi jangan kuatir, karena tahun depan bisa mengikuti adat istiadat ini :)

Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Pecidasase


Salam Blogger!


Salam Blogger!

Sya'ban adalah salah satu bulan yang terdapat dalam kalender Tahun Hijriyah, sebelum Sya'ban adalah bulan Rajab dan setelah Sya'ban adalah bulan suci Ramadhan tentunya, yang mana di bulan suci Ramadhan ini umat islam di seluruh dunia di wajibkan berpuasa selama satu bulan penuh.


Bulan Sya'ban di beberapa tempat biasanya hanya biasa - biasa saja, artinya tidak seperti di bulan suci Ramadhan. Namun di bulan Sya'ban ada juga yang melaksanakan puasa sunah. Namun ada yang berbeda di Kabupaten Sambas, khusus nya didesa Semayong, dimana setiap bulan Sya'ban selama satu bulan full akan di adakan acara makan - makan yang di isi dengan tahlilan ( Sedekah Nasi ). Biasanya di hari pertama bulan Sya'ban hanya satu rumah yang mengadakan Tahlilan namun jika mendekati akhir bulan Sya'ban, maka dalam satu hari bisa 2 atau 3 acara tahlilan per RT.

Di bulan Sya'ban ini setiap akan mengadakan acara makan - makan atau sebut saja tahlilan ini sebelum nya harus konsultasi dulu sama Bilal ( Orang yang biasanya menjadi panutan di suatu desa dan selalu diminta menjadi imam ketika membacakan do'a ). Bilal disini artinya adalah orang yang terpandang di suatu desa, biasanya Bilal ini di panggil untuk menghadiri suatu acara bersifat keagamaan untuk menjadi pemimpin do'a dengan kata lain Bilal ini adalah seseorang yang tingkat ketaqwaan dan pengetahuan agamanya boleh di acungi jempol dan jari manis begitu.

Acara tahlilan ini pelaksanaan nya hampir sama dengan acara " Tepung Tawar " atau acara pernikahan, dimana, yang di jemput hadir itu terbagi menjadi dua :

- Jika saudara atau tetangga dekat ( tetangga di sekitar rumah ) itu di undang satu rumah atau satu keluarga yang menempati rumah tersebut.

- Jika Tetangga yang jarak rumahnya lumayan jauh dari rumah, biasanya yang di undang hanya pihak laki - laki saja dengan arti kata lain hanya ketua keluarga di rumah tersebut, bisa suami atau tidak ada suami bisa anak laki - laki yang mewakili bapak nya.
Karena di desa Semayong rata - rata jarak antara rumah satu warga dengan warga lain jarak nya agak jauh,maka biasanya saudara yang rumah nya masih jauh tetap di undang untuk hadir di acara tahlilan tersebut. Kecuali Saudara yang benar - benar jauh, misalnya jarak tempuh nya bisa mencapai satu jam atau lebih.

Unik nya acara tahlilan di desa Semayong ini bukan lah di sebut tahlilan melainkan " Sedekah Nasi " atau " Ruahan Sya'ban "
Konon nya menurut orang tua bahwa acara " Sedekah Nasi " ini di laksanakan warga untuk bersedekah kepada warga sekitar, dan anggota keluarga mereka yang telah lama meninggal. Sebut saja Ibu nya mereka, adik nya atau suami nya. Sedekah untuk yang telah meninggal ini adalah berupa do'a yang di bacakan atau tahlilan itu.

Seperti biasa, jika acara yang menyangkut makan - makan atau sakral begini tidak luput dari yang namanya " antar pakatan ", yaitu seseorang atau keluarga yang di undang itu membawa beras satu kilo atau lebih dalam suatu wadah, bisa saja baskom yang ada penutup nya atau semacamnya kemudian di atas beras tersebut biasanya di letakan uang seribu atau lebih. Konon nya yang hadir membawa " pakatan " itu juga bersedekah untuk tuan rumah.( Saya juga bingung akan adat istiadat ini namun cukup menarik lah ).
Sementara untuk para pria nya juga begitu, setiap salaman ketika memasuki rumah sang empunya acara, juga memberikan uang yang di berikan ketika bersalaman. Bedanya acara " Sedekah Nasi " dengan " Tepung Tawar " " Acara Sunatan " atau " Pernikahan " ini adalah ketika sang tamu yang hadir hanya membawa beras saja tanpa membawa seekor ayam. dan pelaksanaan nya hanya satu hari saja. Satu hari bukan bearti satu hari full hanya saja bisa di pilih pagi atau sore. Kalau pagi biasanya dari Jam 9 atau jam 10 sampai selesai,yang mana jam tersebut menuju jam makan siang. Biasanya acaranya selesai jam 11an saja. Sementara untuk sore hari bisa di pilih jam 3 sore atau jam 5 sampai selesai. Misalkan pilih jam 5 acara selesai pas magrib.

Nah acara " Sedekah Nasi " ini sudah berlansung sekian tahun lamanya, saya juga tidak tau kapan ia dimulai, namun sejak saya masih SD, hal ini sudah di lakukan oleh masyarakat setempat. Dan itu di lakukan terus menerus, dari generasi kegenerasi selanjutnya.
Dan acara " Sedekah Nasi " ini di laksanakan satu bulan full di bulan Sya'ban, ia di lakukan hanya satu rumah satu kali saja. untuk mengadakan acara " Sedekah Nasi " ini bisa di lakukan dengan cara gabungan atau patungan, contoh : Suatu keluarga punya anak yang sudah menikah dan punya rumah sendiri, Si Anak yang menikah ini ingin mengadakan acara " Sedekah Nasi " namun terkendala dana yang kurang, maka ia boleh bergabung dengan Orang tuanya yang akan mengadakan acara yang sama, artinya antara si Ortu dan Anak yang sudah menikah dan punya rumah sendiri ini berkongsi dana untuk mengadakan " Sedekah Nasi " yang tempatnya bisa di laksanakan di rumah si ortu atau di rumah si anak, tergantung kesepakatan bersama. Nah bagi yang belum cukup dana atau uang, biasanya untuk mengadakan " Sedekah Nasi " ini cukup dengan mengundang si Bilal untuk datang kerumah dan membacakan do'a dan makanan yang di sediakan tersebut di bawa bilal pulang. Intinya acara seperti ini adalah berkah buat sang bilal, karena di bulan Sya'ban ini lah jasa sang bilal di perlukan. Dan acara seperti ini terkesan menjadi " Wajib " padahal di dalam Islam tidak mewajibkan hal tersebut dan mungkin saja tidak ada perintah tersebut. Namun menurut saya pribadi bahwa pemahaman agama masyarakat setempat berbaur dengan adat istiadat sehingga menciptakan adat istiadat yang menurut saya unik dan menarik bahkan bisa di jadikan aset untuk wisata.


* My Home Town *
Sambas - Semayong





Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Eliyanto Kaudan


Salam Blogger



Salam Blogger!

Cuaca Lumayan Bersahabat hari ini, langit masih biru, dan angin hadir sebagai penyejuk kala terik nya matahari. Sedikit bingung mau menulis apa, sepertinya mengalami yang nama nya ide sudah " Monopouse " dan Jari - jari pun mulai merasakan yang namanya " Impoten ". Bagaimana tidak, jika ide kembali kering yang pasti nya juga berpengaruh pada jari - jemari yang menginginkan sensasi yang fantastis. Ide yang mulai kering otomatis membuat fungsi jari - jemari yang biasanya menari erotis di atas keyboard harus sedikit menahan nafsu. Namun jika jiwa muda terus membara, apa pun harus bisa! nah sepertinya cukuplah nyeleneh nya di hari ini, yuk kita kebawah ajah, kita intip di bawah ini :



Nah pada ngiler gak liat tuh kue? hehehehe, ya kali ini adalah mengenai salah satu tradisi masyarakat Melayu Sambas yang bahkan bukan saja tradisi Melayu Sambas tapi adalah Hari Besar nya Umat Islam yaitu Hari Raya Idul Adha yang mana jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah. Hari Raya Idul Adha identik dengan yang nama nya " Haji " dan " Korban ", maka nya kadang - kadang hari raya idul adha di panggil juga dengan nama hari raya haji atau hari raya korban. Walaupun masih lama akan Hari Raya Idul Adha, namun apa salah nya ya berbagi sedikit tentang kemeriahan Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Sambas. :D

Nah dalam penyambutan atau merayakan Hari Raya Idul Adha ini berbeda - beda antara satu tempat dengan tempat lain nya. di Beberpa kota besar di indonesia, Hari Idul Adha hanya di rayakan satu hari tepatnya pada hari raya pertama, yaitu dengan shalat Id bersama Di Masjid, saling bermaaf - maafan. Namun ada yang berbeda penyambutan nya di Kabupaten Sambas, kenapa berbeda? Ya di Kabupaten Sambas merayakan hari raya idul adha biasanya selama 7 hari sementara untuk Idul Fitrinya hampir juga sama, berbeda sama yang di kota kalo Idul Fitri bisa satu bulan, dan untuk Satu Muharram biasanya hanya di rayakan satu hari dengan tradisi kerumah kerumah yang di lakukan oleh kaum adam nya saja, sementara setiap rumah yang di kunjungi itu di lakukan lah acara baca doa yang kemudian setelah selesai berdoa baru di suguhkan makanan berupa Ketupat, biasanya juga Lontong atau kue - kue, dan jumlah tamu nya juga rame, melebihi sepuluh orang, belum termasuk anak - anak yang juga ikut serta. kemudian jika satu rumah selesai pindah kerumah lain, acara ini hanya di lakukan dalam satu RT saja, sementara RT yang lain nya juga melakukan hal yang sama, ini tradisi yang khusus di lakukan di desa " Semayong " saja.
Sumber fhoto disini





Kembali pada pokok perbincangan ( sedikit serius :D )bahwa perbedaan perayaan hari raya idul adha di kabupaten sambas dengan tempat lain nya seperti di kota pontianak yang juga hanya di rayakan satu hari, namun di sambas hampir sama pelaksanaan nya dengan Hari Raya Idul Fitri yaitu selaam 1 minggu. Biasanya di Hari pertama itu di lakukan lah yang namanya " Korban " atau pemotongan hewan - hewan korban seperti Sapi, Kambing atau hewan - hewan yang sudah di tetapkan oleh Al -Quran untuk di jadikan Korban. Nah pada Hari Pertama juga di lakukan lah yang namanya Kunjung - kunjungan kerumah - rumah.
sumber fhoto disini


Namun sebelum berkunjung kerumah orang lain, biasanya anak - anak harus minta ampun ( Sungkeman ) dengan kedua orang tua mereka, baru di perbolehkan berkunjung kerumah orang lain, dan pelaksanaan nya biasanya setelah selesai shalat id. Nah selain berkunjung kunjungan yang pastinya di suguhkan donk yang namanya makanan..Heheh...Di Kabupaten sambas, makanan yang di sajikan bukanlah Ketupat atau Lontong akan tetapi di suguhkan dengan Kue Lapis. Kue Lapis yang lumayan besar, tinggi dan pastinya berlapis - lapislah, hehehehe. yang saya tau tentang kue lapis, ada beberapa macam seperti Kue Lapis Sepiti, Kue Lapis Kacang, Kue Lapis Agar - agar, Kue Lapis Nanas. Sementara kue lain nya yaitu Kue Ban Oto ( bentuk nya bulat, tengah- tengah nya bolong kayak ban mobil ) xixiixii, ada juga Dodol dan pastinya kerupuk bagi anak - anak atau kue kering juga tersedia biasanya.

Kue Lapis Sepiti Buatan kakak

Nah sementara pada hari kedua biasanya beberapa tempat di Kabupaten Sambas di hibur dengan berbagai acara, seperti di datangkan nya artis dari ibu kota Jakarta, dan pastinya artis tersebut adalah artis Dangdut..hahhahahahahaa ( maaf, ketawa dulu, jangna bayangkan artis Rock gan! ) dan hanya tempat - tempat tertentu saja yang di pilih sebagai tempat artis tersebut menghibur seperti Bukit Piantus, Danau Sebedang, Pantai Tanah Hitam, Pantai Jawai, Arung Parak, dan sebagai nya. Dan pada hari raya kedua lah biasanya lebih meriah, karna pada hari raya kedua ini lah para saudara - saudara dari jauh berdatangan dan juga biasanya tamu - tamu yang berkunjung juga berasal dari tempat - tempat lain dengan kata lain bukan berasal dari desa tersebut atau tempat tersebut. Biasanya Pada Hari Raya kedua ini di manfaatkan oleh beberapa warga untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di Kabupaten Sambas maupun yang ada di kota Singkawang, Seperti Keraton Alwatzikhoebillah Kabupaten Sambas, Atau Pulau Simping. Namun banyak juga warga yang hanya berkunjung dari rumah kerumah dan biasanya para ibu nya juga memasak Bubur Pedas sebagai Makanan Siang, ya biasanya keluarga terdekat jika berkunjung sampe sore, atau ada juga yang berkunjung di malam hari. Sekitar selesai Magrib.

Dan biasanya pada Hari Raya Haji ini banyak juga para warga yang memilih moment ini untuk mengadakan acara pernikahan anak mereka, biasanya pada hari raya kelima, atau lewat dari hari kelima. Dan biasanya itu di adakan secara berturut- turut, cuma berselang satu minggu saja, yang pastinya terkadang membuat beberapa warga stress, bagaimana tidak stress, para warga yang di jemput hadir haruslah membawa " seekor ayam " dan beras, atau bagi yang ikut sejenis arisan ya harus membayar beberapa bahan konsumsi seperti Kentang, Beras, Gula, dan sebagai nya. Ini merupakan adat istiadat masyrakat Melayu Sambas yang sudah dilakukan turun menurun.

Hari Raya Idul Adha ini tidak hanya sebagai Ritual Keagamaan namun sekaligus menjadi Tradisi masyarakat melayu sambas yang mana di rayakan hampir sama dengan di rayakan nya hari raya idul fitri.
Semoga dengan adanya artikel ini bisa menambah wawasan bagi yang pembaca tentang tradisi masyarakat Melayu Kabupaten Sambas.


Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Eliyanto Kaudan



Salam Blogger!




Salam blogger!

Kali ini ane mau berbagi informasi mengenai adat istiadat masyarakat Kabupaten Sambas terutama di Desa ane Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong.Mengenai apa yang ane akan bahas itu, lansung aja dah ke bawah ini :


Tepung Tawar (bahasa sambas ) Adalah adat istiadat dari masyarakat Melayu Sambas, Kabupaten Sambas, terutama di Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong,, Kalimantan Barat. Kenapa ane tulis " terutama " di Desa Sungai Kumpai? Di Karenakan Arti Dari kata " Tepung Tawar " itu sendiri memiliki Arti yang luas, namun arti luas tersebut ane persempit dengan hanya membahas nya dari arti nya sebagai adat istiadat di Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong ini.

" Tepung Tawar " biasanya di lakukan untuk menyambut kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga atau merayakan kelahiran seorang anak layak nya syukuran yang di lakukan setelah 9 hari atau lebih kelahiran anak tersebut, namun batas nya tidak melebihi dari 20 hari.

" Tepung tawar " merupakan tradisi yang turun temurun, yang mana dalam menyambut kelahiran anak di dalam sebuah keluarga, biasanya sang orang tua, mengadakan acara yang layak nya acara resepsi pernikahan, yang mana ada 3 hari perayaan, menurut adat Sambas terutama di Desa Semayong, bahwa ketika suatu acara yang bersifat sakral, biasanya di adakan selama 3 hari, yaitu hari pertama adalah " Buat Bumbu " (Dalam Bahasa Sambas ) yang arti nya di hari tersebut, para ibu - ibu, gadis - gadis, atau yang berjenis kelamin wanita, gotong royong bikin rempah - rempah di rumah empunya Acara, yang mana kegiatan tersebut di lakukan pagi hari, biasanya satu RT atau yang di panggil untuk ikut acara tersbut saja kalo istilah modern di acara resepsi adalah yang di beri undangan saja, tapi kalo bahasa Sambas nya yaitu di "Saro' " yang mana sang empunya acara mendatangi setiap rumah dan di ajak menghadiri acaranya pada hari dan waktu yang di tentukan untuk membantu kerja sama dengan yang lain nya mengerjakan rempah - rempah yang akan di gunakan pada " hari Motong ", tapi jangan kuatir Gan, karna Pada Hari Kedua acara yang di sebut " Hari Motong " yang mana para warga yang di jemput datang ke rumah empunya acara, tamu tersebut yang di undang biasanya membawa Bekal, yaitu Satu Ekor Ayam (Ayam yang masih Hidup ), dan Beras ( tidak kurang dan lebih dari 1 Kg saja ), tamu yang datang itu, per rumahnya membawa satu ekor ayam dan beras, sehingga " Hari Motong " tersebut identik dengan pemotongan ayam, yang mana kalo di pikir - pikir bahwa biaya untuk suatu acara " tepung tawar " atau pernikahan itu relatif sedikit, karna ya kayak arisan dan gotong royong begitulah. Di Hari Ke 2 ini ( Hari Motong ", biasanya para warga yang di undang untuk hadir adalah sekitar 200an begitu, 200an di hitung dari jumlah rumah bukan orang, itu belom termasuk yang undangan khas, yang mana undangan khas adalah orang yang di beri " Kartu Undangan " bukan di " Saro' ".

Di hari Kedua,menu yang di santap sangat sederhana, yaitu terkadang ikan asin, sayur kacang, Nanas, dan sebagai nya, yang mana setiap undangan atau tamu yang hadir, makan secara saprahan, yang mana terdiri dari 6 orang, semuanya sudah di atur, sehingga target sang empunya rumah bikin acara seperti ini tidak kekurangan makanan untuk tamu yang hadir.

Di Malam hari nya biasanya para warga yang di pilih untuk bekerja atau kalo resepsi ada panitia nya yang mengurus konsumsi, kalo di acara "tepung tawar " hanyalah mengandal kan kerja sama antara satu sama lain, tidak ada istilah upah berupa uang atau materi lain nya. Karna setiap orang di sana akan mengalami hal yang sama dan mengerjakan hal yang sama, biasanya yang bagian memasak itu berada di tanah, namun di beri tenda, biasanya mereka tidak tidur satu malam, kalo bagian memasak Bagian Lau - Pauk biasanay ada 12 orang, atau enam orang, kalo bagian yang memasak nasi sekitar 4 orang dan ada juga bagian yang mengatur berapa jumlah lauk yang akan di bagi dalam arti kata, misal nya satu ekor ayam ini mau di bikin berapa potong sehingga jumlah yang di undang untuk acara tersebut tercukupi konsumsi nya.

Acara yang paling meriah adalah acara Hari 3 yang mana di acara tersebut diadakan baca - bacaan yang sepertinya adalah lagu - lagu dalam bahasa arab, tapi orang di sana menyebut nya dengan " Zikir " yang mana, ada buku nya tapi bukan berisi ayat - ayat Alquran, melainkan seperti sebuah puisi atau lagu yang di lantunkan bersama - sama dengan di iringi Rebana, yang terbuat dari kulit sapi atau pun kulit kambing.

Di hari ketiga ini di adakan juga acara " motong rambut " yang mana rambut si bayi yang baru lahir ( anak empunya rumah ) di potong sedikit sebagai pelengkap acara, dan acara ini di lakukan setiap kelahiran anak baru dalam sebuah keluarga, namun tergantung keluarga tersebut seberapa besar, atau meriah nya acara tersebut yang mana di pengaruhi oleh modal keluarga itu sendiri.

Di Hari ke 3 ini lah, menu yang di sajikan lumayan mewah, yang mana, ayam ( yang kemarin di bawa masing2 oleh warga ), ayam di sini bukan satu ekor, melainkan setengah saja, kan satu saprahan 6 orang, ada telur, sapi, pokok nya daging - daging begitulah. Nah, pasti bingung, siapa yang menyajikan , yang mengantarkan makanan, yang membasuh piring dan sebagai nya, jangan kuatir, bahwa di sana, beberapa warga yang di tunjuk untuk mengurus hal - hal mengenai siapa yang akan membawakan makanan, membasuh piring, telah di atur sedemikian rupa, sehingga para tamu atau warga yang hadir hanya tinggal menunggu giliran saja untuk menyantap makanan, biasanya kalo satu saprahan udah selesai makan, lansung di angkat piring mereka, tempat mereka duduk ( duduk di lantai bukan kursi ) di bersihkan pake lap, sehingga lansung di tempati oleh warga lain nya, biasanya jam makan nya di mulai sekitar jam 9 sampe hampir jam 12 siang, yang mana harus antri dulu, biasanya yang datang awal, lansung di sajikan makanan, di susul yang datang selanjut nya.


Untuk lebih jelas nya dan gambar - gambar nya, akan posting di lain kali komplit dengan narasi yang mudah di pahami. Beserta Video nya, di tunggu saja lah postingan ane selanjut nya gan!


Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Eliyanto Kaudan


Salam blogger!

.......................................