Salam Blogger!
Sebelum acara pernikahan, dilaksanakan adat istiadat Bepallam, Betangas dan antar uang. Namun satu tradisi yang hampir terlupakan yaitu Berinai. Pada masyarakat melayu terutama melayu Kabupaten Sambas, saat bepallam maupun betanggas, sepuluh jari calon pengantin pria dan wanita dibubuhi inai. Inai tersebut bewarna kemerah-merahan dan proses pembubuhan inai tersebut dilakukan secara tradisional.
Daun Inai : Sumber foto |
Sebelum inai dikenakan ke jari, ia adalah berupa daun yang dijemur sehingga kering atau masih segar. Biasanya daun inai yang sudah dikeringkan mempunyai kualitas warna merah lebih bagus dari pada daun inai yang masih segar. Daun inai tersebut digiling atau ditumbuk untuk mendapatkan getahnya. Apabila daun inai sudah halus baru dibubuhkan ke jari dengan diikat menggunakan kain atau kantong plastik yang disobek sesuai ukuran jari. Untuk hasil yang memuaskan, inai tersebut dibiarkan selama satu hari agar warnanya lebih merah.
Proses berinai : Sumber Foto |
Hasil Inai : Sumber Foto |
Biasanya yang membubuhkan inai pada calon pengantin adalah sang pengapit pengantin. Saat pembubuhan inai pada jari, anak-anak atau saudara sang calon pengantin juga ikut membubuhi jari mereka dengan inai. Pada saat itu terlihat kegembiraan keluarga yang akan menyambut acara pernikahan. Khusus masyarakat melayu sambas, pengantin akan diarak diiringi musik tanjidor.
Salam Blogger!
Apa ini yg biasa disebut para gadis di kampungku sebagai daun/kembang pacar ya? Makasih Infonya mas
Aaaaa jadi keinget, waktu nikah jari jemari ga pake inai huhuhu...
hmm...sayangnya aku sudah menikah, mungkin dulu bisa aku coba untuk isteri
adat melayu dimanapun sama ya,,, ada malam inainya...
Yang sudah merid.. gak apa2 kok pake Inai lagi.... Kl gak salah Inai itu diperbolehkan dan tidak menghalangi air ke pori2 ketika wudhu :)
di kampungku Palembang, pengantin pria dan wanita semuanya juga memakai pacar/inai di jari tangan dan kaki mereka...