Salam blogger!
Kali ini ane mau berbagi informasi mengenai adat istiadat masyarakat Kabupaten Sambas terutama di Desa ane Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong.Mengenai apa yang ane akan bahas itu, lansung aja dah ke bawah ini :
Tepung Tawar (bahasa sambas ) Adalah adat istiadat dari masyarakat Melayu Sambas, Kabupaten Sambas, terutama di Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong,, Kalimantan Barat. Kenapa ane tulis " terutama " di Desa Sungai Kumpai? Di Karenakan Arti Dari kata " Tepung Tawar " itu sendiri memiliki Arti yang luas, namun arti luas tersebut ane persempit dengan hanya membahas nya dari arti nya sebagai adat istiadat di Desa Sungai Kumpai Dusun Semayong ini.
" Tepung Tawar " biasanya di lakukan untuk menyambut kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga atau merayakan kelahiran seorang anak layak nya syukuran yang di lakukan setelah 9 hari atau lebih kelahiran anak tersebut, namun batas nya tidak melebihi dari 20 hari.
" Tepung tawar " merupakan tradisi yang turun temurun, yang mana dalam menyambut kelahiran anak di dalam sebuah keluarga, biasanya sang orang tua, mengadakan acara yang layak nya acara resepsi pernikahan, yang mana ada 3 hari perayaan, menurut adat Sambas terutama di Desa Semayong, bahwa ketika suatu acara yang bersifat sakral, biasanya di adakan selama 3 hari, yaitu hari pertama adalah " Buat Bumbu " (Dalam Bahasa Sambas ) yang arti nya di hari tersebut, para ibu - ibu, gadis - gadis, atau yang berjenis kelamin wanita, gotong royong bikin rempah - rempah di rumah empunya Acara, yang mana kegiatan tersebut di lakukan pagi hari, biasanya satu RT atau yang di panggil untuk ikut acara tersbut saja kalo istilah modern di acara resepsi adalah yang di beri undangan saja, tapi kalo bahasa Sambas nya yaitu di "Saro' " yang mana sang empunya acara mendatangi setiap rumah dan di ajak menghadiri acaranya pada hari dan waktu yang di tentukan untuk membantu kerja sama dengan yang lain nya mengerjakan rempah - rempah yang akan di gunakan pada " hari Motong ", tapi jangan kuatir Gan, karna Pada Hari Kedua acara yang di sebut " Hari Motong " yang mana para warga yang di jemput datang ke rumah empunya acara, tamu tersebut yang di undang biasanya membawa Bekal, yaitu Satu Ekor Ayam (Ayam yang masih Hidup ), dan Beras ( tidak kurang dan lebih dari 1 Kg saja ), tamu yang datang itu, per rumahnya membawa satu ekor ayam dan beras, sehingga " Hari Motong " tersebut identik dengan pemotongan ayam, yang mana kalo di pikir - pikir bahwa biaya untuk suatu acara " tepung tawar " atau pernikahan itu relatif sedikit, karna ya kayak arisan dan gotong royong begitulah. Di Hari Ke 2 ini ( Hari Motong ", biasanya para warga yang di undang untuk hadir adalah sekitar 200an begitu, 200an di hitung dari jumlah rumah bukan orang, itu belom termasuk yang undangan khas, yang mana undangan khas adalah orang yang di beri " Kartu Undangan " bukan di " Saro' ".
Di hari Kedua,menu yang di santap sangat sederhana, yaitu terkadang ikan asin, sayur kacang, Nanas, dan sebagai nya, yang mana setiap undangan atau tamu yang hadir, makan secara saprahan, yang mana terdiri dari 6 orang, semuanya sudah di atur, sehingga target sang empunya rumah bikin acara seperti ini tidak kekurangan makanan untuk tamu yang hadir.
Di Malam hari nya biasanya para warga yang di pilih untuk bekerja atau kalo resepsi ada panitia nya yang mengurus konsumsi, kalo di acara "tepung tawar " hanyalah mengandal kan kerja sama antara satu sama lain, tidak ada istilah upah berupa uang atau materi lain nya. Karna setiap orang di sana akan mengalami hal yang sama dan mengerjakan hal yang sama, biasanya yang bagian memasak itu berada di tanah, namun di beri tenda, biasanya mereka tidak tidur satu malam, kalo bagian memasak Bagian Lau - Pauk biasanay ada 12 orang, atau enam orang, kalo bagian yang memasak nasi sekitar 4 orang dan ada juga bagian yang mengatur berapa jumlah lauk yang akan di bagi dalam arti kata, misal nya satu ekor ayam ini mau di bikin berapa potong sehingga jumlah yang di undang untuk acara tersebut tercukupi konsumsi nya.
Acara yang paling meriah adalah acara Hari 3 yang mana di acara tersebut diadakan baca - bacaan yang sepertinya adalah lagu - lagu dalam bahasa arab, tapi orang di sana menyebut nya dengan " Zikir " yang mana, ada buku nya tapi bukan berisi ayat - ayat Alquran, melainkan seperti sebuah puisi atau lagu yang di lantunkan bersama - sama dengan di iringi Rebana, yang terbuat dari kulit sapi atau pun kulit kambing.
Di hari ketiga ini di adakan juga acara " motong rambut " yang mana rambut si bayi yang baru lahir ( anak empunya rumah ) di potong sedikit sebagai pelengkap acara, dan acara ini di lakukan setiap kelahiran anak baru dalam sebuah keluarga, namun tergantung keluarga tersebut seberapa besar, atau meriah nya acara tersebut yang mana di pengaruhi oleh modal keluarga itu sendiri.
Di Hari ke 3 ini lah, menu yang di sajikan lumayan mewah, yang mana, ayam ( yang kemarin di bawa masing2 oleh warga ), ayam di sini bukan satu ekor, melainkan setengah saja, kan satu saprahan 6 orang, ada telur, sapi, pokok nya daging - daging begitulah. Nah, pasti bingung, siapa yang menyajikan , yang mengantarkan makanan, yang membasuh piring dan sebagai nya, jangan kuatir, bahwa di sana, beberapa warga yang di tunjuk untuk mengurus hal - hal mengenai siapa yang akan membawakan makanan, membasuh piring, telah di atur sedemikian rupa, sehingga para tamu atau warga yang hadir hanya tinggal menunggu giliran saja untuk menyantap makanan, biasanya kalo satu saprahan udah selesai makan, lansung di angkat piring mereka, tempat mereka duduk ( duduk di lantai bukan kursi ) di bersihkan pake lap, sehingga lansung di tempati oleh warga lain nya, biasanya jam makan nya di mulai sekitar jam 9 sampe hampir jam 12 siang, yang mana harus antri dulu, biasanya yang datang awal, lansung di sajikan makanan, di susul yang datang selanjut nya.
Untuk lebih jelas nya dan gambar - gambar nya, akan posting di lain kali komplit dengan narasi yang mudah di pahami. Beserta Video nya, di tunggu saja lah postingan ane selanjut nya gan!
Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Eliyanto Kaudan
Salam blogger!
kelahiran seorang anak pasti akan disambut dengan suka cita dimanapun tempat kelahirannya ada yang cara penyambutannya dengan tradisi adat dan setiap daerah pastilah tradisinya berbeda.
ya Gan..Kalo di tempat ane, yang datang malah yang membawa Bekal, Berupa Satu Ekor Ayam, dan Beras yang kurang dari satu kg dan tidak lebih.....
hahahhahaha............bearti udah nikah tuh kalo pengen cpt punya anak..hehhee
sukses juga dah buat agan
Saro=Atur2(Solo,Jateng) itu yang saya tangkap dari kisah perjalanan ini. Bagus banget ini kalau bisa dipublikasikan ke dunia, karena bangsa kita memiliki ragam budaya yang khas di tiap daerah.
emmmm... apa kalau anakku lahir nanti tak bawa kesana ya he he he #peace gan#
Yupp..Keberagaman itu harus di lestarikan sebagai aset budaya nasional..hanya ada di Kabupaten Sambas lho, Tamu Bawa Bekal utk di Nikmati di Hari Ke tiga..hehehhehee
Emang udah merit? ya bawa ke sini ajah..sekalian mengalami adat di Kabupaten Sambas..hohohohoo
wahhh panjang ya sesi acaranya. sampai sampai 3 hari uey. ah gw ikutan makan makan nya di hari ke 3 .hehe. bangga dengan indonesia yang beragam budaya dan adat
memang Inonesia kaya semuanya, termasuk adat istiadat. kalau adat kami, bayi lahir lalu ditamiyah, yaitu bacaan alqur'an ini prosesi pemberian nama juga. sudah kira gak ada lagi. sip artikelnya mamajukan budaya indonesia
@Bayu : ya..mas, emang 3 hari, kalo acara pernikahan juga 3 hari lho! malah lebih meriah, yang, mana menurut adat di sana, setiap tamu yang hadir membawa satu ekor ayam..Begitulah terus menerus sampe sekarang..hehe..sayang foto dan video nya masih belom ane upload..
@Muhaimin : yupp..Indonesia kaya dengan budaya, namun peran pemerintah utk menjadi kan Indonesia itu sebagi pusat kebudayaan sangat di perlukan...