Nyanggar adalah tradisi tahunan masyarakat Dusun Semayong Desa Sungai Kumpai Kalimantan Barat. Tradisi ini merupakan kearifan lokal masyarakat setempat yang hingga saat ini masih dilestarikan. Tradisi Nyanggar adalah ritual pemberian sesajen kepada roh leluhur atau dedemit yang mendiami hutan larangan atau disebut hutan sanggaran.
Koleksi pribadi |
Tujuan dari ritual ini adalah untuk meminta kepada roh leluhur agar memberikan berkat, menjauhkan wabah penyakit dan hama yang dapat menganggu masyarakat dan pertanian mereka.
Tradisi Nyanggar rutin dilakukan setiap masa panen padi usai atau sebelum masa tanam padi dilakukan. Ritual ini digelar pada pagi hari sekitar pukul 07 WIB hingga pukul 09 pagi.
Sebelum pemberian sesajen kepada roh leluhur, warga terlebih dahulu berkumpul di rumah sang dukun untuk memberikan sumbangan berupa ketupat yang nantinya akan dijadikan sesajen. Selanjutnya, warga di rumah dukun akan dijamu dengan berbagai aneka kue dan ketupat. Setelah selesai, menikmati hidangan, warga dan dukun akan menuju hutan sanggaran untuk melaksanakan tradisi nyanggar ini.
Sebelum dilakukan ritual nyanggar, telah diutus sebelumnya beberapa orang untuk membuat tangga tempat diletakannya sesajen. Selanjutnya akan diutus dua orang untuk membawa sesajen utama dan ketupat. Sesajen utama berupa beras kuning, telur ayam, cucur, pisang, jodah, ketupat, nasi lemak, lilin dan lain-lain. Sementara ketupat yang dibawa akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir di hutan sanggaran.
Di dalam ritual ini, akan dilakukan terlebih dahulu pemanggilan roh leluhur oleh sang dukun. Selanjutya peradi atau perantara masyarakat akan menyampaikan keluhan atau permintaan masyarakat kepada roh leluhur agar menjaga masyarakat dari bala, wabah penyakit, hama yang merusak padi maupun gangguan yang dapat menganggu ketentraman masyarakat.
Setelah roh leluhur menerima permintaan dan keluhan masyarakat, selanjutnya roh leluhur melalui badan sang dukun akan melakukan atraksi sebagai bentuk suka cita atas sesajen yang dipersembahkan. Setelah sang dukun kembali sadar, sang peradi akan menyampaikan pantangan dan larangan yang harus dipatuhi masyarakat. Pantangan tersebut berlaku minimal satu hari. Pantangan tersebut diantaranya; larangan membakar lahan, membuat asap atau api, menyembelih hewan, memasuki hutan dan menebang sagu.
Setelah larangan dan pantangan disampaikan, selanjutnya ritual ditutup dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan menyantap ketupat di hutan sanggaran.
0 Responses to Yuk Intip Keunikan Tradisi Nyanggar Di Dusun Semayong Desa Sungai Kumpai