Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau Ospek merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa atau siswa baru. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun ajaran baru.
Masa kegiatan ospek yang dilakukan berbeda-beda tergantung dari tiap kampus atau sekolah itu sendiri. Ada yang menyelenggarakan Ospek selama 4 hari, ada yang satu minggu, sesuai kebijakan kampus tersebut. Namun lamanya masa Ospek tersebut, dapatkah secara penuh mengengalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru? Seberapa efektifkah kegiatan tersebut terhadap mahasiswa baru?
Ilustrasi |
Puskesmas Sekura yang lama saat ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat berada tidak jauh dari pasar sekura. Sementara Puskesmas baru dibangun di Desa Sekura Barat. Puskesmas ini dibangun sekitar tahun 2010. Dengan bangunan yang lebih bagus dibanding Puskesmas yang lama ini tentunya juga menelan dana yang cukup besar. Namun sayangnya Puskesmas yang sudah rampung ini tidak difungsikan oleh Pemerintah dan masyarakat setempat. Bangunan yang bagus dengan lahan yang luas, sangat disayangkan jika harus terbiar begitu saja. Cat yang sudah mulai memudar dengan halaman yang dipenuhi rumput ini seolah-olah menyatakan bahwa bangunan ini hanya membazir.
Saat ini bangunan Puskesmas tersebut masih belum dilakukan perawatan. Belum diketahui apakah penyebab tidak difungsikannya puskesmas ini. Padahal jika dilihat dari tempatnya, sangat lah bagus untuk masyarakat, karena jauh dari pemukiman masyarakat dengan kata lain tidak berada ditengah-tengah tempat tingal masyarakat. Seperti Puskesmas lama yang berada didekat area pasar.
Kinerja Pemerintah Kabupaten Sambas beserta jajaranya perlu selalu dikritik oleh masyarakat. Pasalnya selama ini Pemkab Sambas seolah-olah lepas tangan dari hal-hal yang menyangkut masyarakat banyak. Satu diantaranya yang luput dari Pemkab Sambas adalah masalah perparkiran dan tarifnya.
Kali ini masalah perparkiran dan tarifnya terjadi di Kecamatan Teluk Keramat lagi yakni di pasar Sekura yang merupakan pusat transaksi perkeonomian masyarakat setempat. Mungkin ada yang bertanya, kenapa semua masalah itu terjadi dikecamatan tersebut? Jawabannya sederhana saja, yakni kepedulian pemerintah.
Parkir merupakan kegiatan resmi dan non resmi. Dapat dikatakan resmi jika memenuhi prosedur yang telah ditetapkan pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Perhubungan. Jika diambil contoh adalah Kota Pontianak, Pemerintah Kota mengisyaratkan parkir resmi dikenakan tarif seribu rupiah. Disamping itu juru parkirnya diwajibkan memiliki seragam parkir, tanda pengenal, dan lain sebagainya. Tentunya semua itu berbanding terbalik di Kabupaten Sambas terutama di Kecamatan Teluk Keramat ini.
Tak dapat dipungkiri, Tarif parkir ini sangat menjanjikan bagi juru parkirnya. Selain itu tarif parkir juga dapat menyumbang terhadap pendapatan daerah. Namun sangat disayangkan jika tarif yang sebesar Rp.2000 ini hanya masuk dikantong yang pada akhirnya dirasakan oleh juru parkir itu sendiri. Dengan kata lain, dari hasil tarif yang lumayan menyedot itu, masyarakat tidak dapat merasakan dampak positifnya. Lagi-lagi yang menjadi sorotan adalah Dinas Perhubungan setempat yang patut dipertanyakan, bekerja atau tidak?
Masa kepimpinan Bupati Sambas terus berjalan, namun tampaknya masa yang dijalani tersebut tak sepenuhnya berpihak pada masyarakat Kabupaten Sambas. Pasalnya beberapa infrastruktur terutama jalan yang bagus tidak dapat dirasakan oleh masyarakat yakni satu diantaranya masyarakat Kecamatan Teluk Keramat.
Kondisi jalan di Kecamatan Teluk Keramat ini sangat memperihatinkan, salah satunya dalah jalan di Sekura yang merupakan pusat ekonomi masyarakat di kecamatan itu sangat memerlukan tindakan segera dari pemerintah setempat. Dalam hal ini diperlukan tindakan nyata dari Camat Teluk Keramat yang merupakan bawahan langsung dari bupati Sambas.
Kini kondisi serupa kembali terjadi di jalan Sekura yang notabane menjadi pusat ekonomi masyarakat Kecamatan Teluk Keramat. Anehnya kondisi ini masih belum mendapat perhatian serius dari bupati dan camatnya. Padahal kantor camat ini terletak dijalan yang dengan kondisi rusak tersebut. Patut menjadi pertanyaan, apakah tidak mengetahui, pura-pura atau memang tidak bekerja untuk masyarakat?
Jika Pemerintah Kabupaten Sambas sangat peduli terhadap rakyatnya, tentunya akan segera bertindak. Bukankah infrastruktur jalan juga menyumbang terhadap perekonomian Kabupaten Sambas. Jika kondisi jalan ini tidak segera diperbaiki, maka masyarakat yang berperan dalam pembangunan ekonomi akan sulit untuk mengoptimalkan peran mereka.
Kondisi Jalan di Kecamatan Teluk Keramat |
Jika pemerintah tidak segera membenahi infrastruktur jalan karena terkendala pendanaan, tentunya dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum haruslah mempunyai solusi dan kreatif agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Masyarakat tidak ingin tahu ''hambatan karena pendanaan''. Yang masyarakat tahu, mereka sudah membayar pajak, sudah menyumbang kontribusi yang besar dalam pendapatan daerah, tentunya kontribusi tersebut juga harus dirasakan oleh masyarakat..
Memang dalam lingkup perbaikan infrastruktur jalan ini tak lepas dari masalah dana yang cukup besar, namun tidak ada salahnya jika itu semua juga untuk dinikmati masyarakat umum. Toh dana yang ada juga berasal dari masyarakat juga.
Tulisan ini bukan semata-mata untuk menjelekan kinerja Pemkab Sambas, tapi sebagai ungkapan dari suara Masyarakat Teluk Keramat yang sangat menginginkan kondisi jalan yang bagus. Jika keinginan masyarakat tidak dapat ditunaikan, bearti Pemkab Sambas sudah Mandul.