Salah satu jenis kemasan pangan yang cukup populer dikalangan masyarakat saat ini adalah jenis Polistiren terutama polistiren busa. Kesaman itu banyak digunakan karena beberapa keunggulannya yaitu ringan, tidak mudah pecah, mudah dibentuk, mudah diwarnai, kekuatannya dapat ditingkatkan dan mudah diproduksi secara massal.
Polistiren busa adalah hasil reaksi penggabungan monomer-monomer stiren yang ditiupkan gas. Pada hakekatnya polistiren bersifat kaku. Namun apabila dalam pembuatannya disuntikan blowing agent (misalnya pentana) akan menghasilkan polistiren busa. Polistiren busa dikenal luas dengan istilah Styrofoam yang seringkali digunakan secara tepat oleh publik karena sebenarnya styrofoam adalah nama dagang untuk produk polistiren busa yang telah dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Pada awalnya polistiren busa dimaksudkan digunakan sebagai insulator atau penyekat konstruksi bangunan, namun dengan perkembangan teknologi, polistiren busa juga diproduksi untuk kemasan pangan berupa kemasan kosong maupun pengemas olahan pangan. Ciri-ciri Polistiren busa antara lain ringan, umumnya berwarna putih, dan rapuh maupun getas.
Apakah Polistiren busa ini aman bagi kita?
Polistiren busa sebagaimana plastik pada umumnya tidak berbahaya pada kesehatan. Namun demikian, jika digunakan untuk mewadahi makanan khususnya yang berminyak/berlemak atau yang mengandung alkohol, terlebih dahulu dalam keadaan panas maka polistiren busa yang mengandung residu monomer stiren dapat terlepas kedalam pangan. Pada tahun 2002 badan Internasional Riset Kanker (International Agency for Research on Cancer) menggolongkan stiren sebagai karsinogen kelas 2B (possible human carcinogen), artinya terdapat bukti yang terbatas pada binatang percobaan, tetapi tidak cukup bukti untuk memicunya terjadi kanker pada manusia.
Mengingat penggunaannya cukup luas dan monomer penyusunannya yang perlu diwaspadai, maka pemakaiannya perlu diatur. FDA atau Code of Federal Regulations (CFR) Title 21 Part 177.1640. Polystyrene and rubber-modified polystyrene, menetapkan batas kandungan total residu monomer stiren sebesar 0,5 persen b/b (5000ppm).
Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.55.6497 tahun 2007 tentang bahan kemasan pangan menetapkan batas maksimum kandungan total residu monomer stiren sebesar 5000 ppm mengacu pada ketentuan FDA.
Pada tahun 2009, Badan POM RI telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 17 jenis kemasan pangan kosong polistiren busa dan kemasan yang digunakan untuk mewadahi pangan terdaftar yang beredar dipasaran. Dari hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa semua kemasan tersebut memenuhi syarat. Sejauh ini belum ada satu negarapun diduni yang melarang penggunaan polistiren busa atas dasar pertimbangan kesehatan. Kebijkan pelarangan disejumlah negara lebih berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungaan, karena polistiren busa sangat sulit untuk terurai oleh alam.
Sekalipun berdasarkan hasil uji laboratorium, bahwa kandungan total residu monomer stiren jauh dibawah batas maksimum yang dipersyaratkan, perlu dilakukan tindakan hati-hati dalam penggunaan kemasan polistiren busa untuk mewadahi pangan. Oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan penggunaan polistiren busa untuk mewadahi pangan berlemak/berminyak dan mengandung alkohol.
Tips menggunakan kemasan pangan polistiren busa
- Kurangi penggunaan polistiren busa untuk mewadahi pangan berlemak/berminyak dan mengandung alkohol terutama dalam keadaan panas.
- Jangan memanaskan makanan menggunakan kemasan polistiren busa dalam oven microwave, kecuali atas petunjuk yang dikeluarkan oleh produsen
- Janang gunakan kemasan polistiren yang rusak, tergores atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan
- Perhatikan logo tara pangan berupa gambar gelas dan garpu pada kemasan pangan dan atau frasa ''Food for Use'' atau ''Food Grade'' atau pernyataan lain yang sejenis.
- Perhatikan kode daur ulang polistiren busa yang berupa simbol pada bagian bawah kemasan pangan
Informasi ini dihimpun dari Brosur Kemasan Pangan Polistiren Busa oleh BPOM RI.
Udah bace jangan lupa follow twitter kamek ye, @Pecidasase
0 Responses to Kemasan Pangan Polistiren Busa Amankah?