Salam Blogger!

Tanggal 7 Oktober 2011 hari pertama dimana penulis menjalani profesi baru yaitu sebagai Jurnalis di sebuah media elektronik. Hanya bermodalkan "muka tembok" beserta sebuah ponsel yang mempunyai fasilitas "recorder", aksi "meliput" pun dimulai. Memberanikan diri mewancara seseorang yang sangat asing, dan bahkan orang tersebut adalah orang penting.

Januari 2012,ternyata profesi jurnalis tetap saya geluti. Rasa cinta terhadap dunia menulis menjadi dasar keberanian diri mengambil keputusan menggeluti dunia Jurnalis. Kenapa saya mengatakan rasa cinta dan bukan rasa suka? Karena apabila cinta, semua yang dilakukan sepenuh hati dan tidak setengah-setengah, berbeda dengan rasa suka yang hanya sementara. Kadang suka kadang tidak. Justru rasa cinta terhadap dunia menulis menjadi penyemangat dalam berpetualang mencari berita.

Menunggu itu adalah bagian dari profesi Jurnalis. Kenapa tidak? Narasumber yang merupakan orang penting dalam sebuah liputan memegang peranan penting untuk menghasilkan berita. Terkadang narasumbernya banyak urusan,sehingga kedatangannya tertunda,mau tidak mau, seorang jurnalis harus rela bersabar. Selain itu, seorang jurnalis juga harus cepat dalam mengejar berita. Seringkali info itu bentrok waktunya. Seperti ada kegiatan narasumber di tempat A, di waktu yang sama, kegiatan narasumber B juga sedang berlangsung. Apabila hal tersebut terjadi, dahulukan mana info yang lebih menarik.

lagi liputan Latihan Gabungan Polda


Selain itu, relasi juga diperlukan dalam bidang jurnalistik. Tanpa adanya relasi atau link agak sulit mencari atau mendapatkan berita. Sebagai contoh, bila kita mewawancara seorang pejabat atau orang penting, usahakan meminta no hape atau kontak person Humas atau narasumber tersebut.Sebagai contoh pada Kepolisian, minimal punya no ponsel Humasnya, sehingga info yang berkaitan dengan kepolisian dapat liput. Yang juga memegang peranan penting dalam sebuah link ini adalah mempunyai no ponsel rekan seprofesi sehingga apabila ada info dapat langsung ditransferkan kesesama jurnali. Dan yang paling penting nih, bila berita atau info yang waktunya terjadi pada waktu yang bersamaan, bisa saling tukar rekaman hasil wawancara tersebut. Intinya harus menerapkan timbal balik. Jika punya info langsung disebarkan kepada rekan seprofesi,sehingga kebersamaan itu akan tetap terjalin


Salam Blogger

Share on :

2 Responses to Profesi Seorang Jurnalis

  1. Unknown Says:
  2. selamat menjalani profesi barunya

     
  3. Dhyn Hanarun Says:
  4. Ditunggu cerita lainnya tentang jurnalisnya ya :))

     
.......................................