Indonesia kaya akan beragam floranya yang hidup subur di hutan tropis. Beberapa diantaranya bisa dijadikan obat bahkan pengganti rempah masakan. Nah tahukah kamu bahwa di kabupaten Sambas Kalimantan Barat terdapat tumbuhan yang hidup liar di hutan namun bisa digantikan sebagai rempah masakan loh. Nama tumbuhannya adalah pohon "ubah". Pohon ini tergolong unik dan tidak begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Keunikan tumbuhan ini adalah daun, bunga dan buahnya memiliki aroma seperti rempah. Sebut saja pohon ubah cengkih, serai dan sirih.
Pohon ubah cengkih misalnya, daun mudanya atau pucuknya ketika dipatahkan akan tercium aroma persis seperti cengkih. Bahkan aroma tersebut masih tercium di jari untuk beberapa waktu. Aroma cengkih akan terasa sekali pada daun mudanya. Nah pada zaman dahulu, orang-orang dahulu menggunakan daun atau bunga pohon ubah cengkih sebagai rempah masakan untuk menggantikan cengkih loh.
Selain keunikannya, pohon ubah cengkih juga termasuk pohon yang memiliki kualitas terbaik untuk dijadikan bahan bangunan seperti papan maupun tiang. Oleh karena itu, pohon ini sering diburu untuk dijadikan bahan bangunan. Tinggi pohon ini bisa mencapai lebih dari 20 meter. Ia juga memiliki penyebaran yang cukup luas. Biasanya tumbuh subur di tanah gambut.
Tonton video ulasan Ubah Cengkih di bawah ini
Nyanggar adalah tradisi tahunan masyarakat Dusun Semayong Desa Sungai Kumpai Kalimantan Barat. Tradisi ini merupakan kearifan lokal masyarakat setempat yang hingga saat ini masih dilestarikan. Tradisi Nyanggar adalah ritual pemberian sesajen kepada roh leluhur atau dedemit yang mendiami hutan larangan atau disebut hutan sanggaran.
Koleksi pribadi |
Tujuan dari ritual ini adalah untuk meminta kepada roh leluhur agar memberikan berkat, menjauhkan wabah penyakit dan hama yang dapat menganggu masyarakat dan pertanian mereka.
Tradisi Nyanggar rutin dilakukan setiap masa panen padi usai atau sebelum masa tanam padi dilakukan. Ritual ini digelar pada pagi hari sekitar pukul 07 WIB hingga pukul 09 pagi.
Sebelum pemberian sesajen kepada roh leluhur, warga terlebih dahulu berkumpul di rumah sang dukun untuk memberikan sumbangan berupa ketupat yang nantinya akan dijadikan sesajen. Selanjutnya, warga di rumah dukun akan dijamu dengan berbagai aneka kue dan ketupat. Setelah selesai, menikmati hidangan, warga dan dukun akan menuju hutan sanggaran untuk melaksanakan tradisi nyanggar ini.
Sebelum dilakukan ritual nyanggar, telah diutus sebelumnya beberapa orang untuk membuat tangga tempat diletakannya sesajen. Selanjutnya akan diutus dua orang untuk membawa sesajen utama dan ketupat. Sesajen utama berupa beras kuning, telur ayam, cucur, pisang, jodah, ketupat, nasi lemak, lilin dan lain-lain. Sementara ketupat yang dibawa akan dibagikan kepada masyarakat yang hadir di hutan sanggaran.
Di dalam ritual ini, akan dilakukan terlebih dahulu pemanggilan roh leluhur oleh sang dukun. Selanjutya peradi atau perantara masyarakat akan menyampaikan keluhan atau permintaan masyarakat kepada roh leluhur agar menjaga masyarakat dari bala, wabah penyakit, hama yang merusak padi maupun gangguan yang dapat menganggu ketentraman masyarakat.
Setelah roh leluhur menerima permintaan dan keluhan masyarakat, selanjutnya roh leluhur melalui badan sang dukun akan melakukan atraksi sebagai bentuk suka cita atas sesajen yang dipersembahkan. Setelah sang dukun kembali sadar, sang peradi akan menyampaikan pantangan dan larangan yang harus dipatuhi masyarakat. Pantangan tersebut berlaku minimal satu hari. Pantangan tersebut diantaranya; larangan membakar lahan, membuat asap atau api, menyembelih hewan, memasuki hutan dan menebang sagu.
Setelah larangan dan pantangan disampaikan, selanjutnya ritual ditutup dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan menyantap ketupat di hutan sanggaran.
Koleksi pribadi |
Tikar anyaman daun Lingsing atau Sekek adalah tikar tradisional yang dihasilkan dari tangan-tangan perempuan melayu di kabupaten Sambas. Bagi masyarakat melayu Sambas, tikar ini dikenal dengan nama Belungkur (Belungkur merupakan bahasa melayu tertua Sambas).
Untuk diketahui Linsing dan Sekek adalah bahan utama pembuatan tikar anyaman ini. Linsing memiliki bentuk daun kecil dan panjang, sisi daunnya tajam dan bisa melukai kulit. Ia hidup berumpun dan tidak berbatang. Sementara sekek, memiliki daun lebar dan panjang serta bediri. Ia memiliki batang yang biasanya menjuntai (tidak tegak).
Dalam pembuatan tikar anyaman ini memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Hal pertama yang dilakukan adalah pengambilan daun, kemudian membuang duri atau sisi daun yang tajam. Selanjutnya daun dibelah menjadi dua atau tiga bagian. Setelah itu, daun harus direbus di dalam air hingga mendidih. Kemudian daun bisa dijemur hingga teksturnya lebih lembut dari sebelumnya. Semua proses di atas dilakukan agar memudahkan proses pengayaman.
Ada beberapa teknik pengayaman tikar tradisional ini, tapi akan dibahas pada postingan berikutnya hehe.
Kembali ke proses pembuatan tikar, setelah daunnya kering dan lembut , daun dapat dianyam. Untuk penjemuran juga tidak boleh terlalu lama, karena jika terlalu kering maka daun akan mudah rapuh dan putus saat dianyam.
Proses pengayaman tikar bisa berlangsung sekitar 2 hingga 3 minggu tergantung kecepatan si pengayam. Dan tikar yang dianyam juga memiliki beberapa jenis ukuran yaitu besar dan kecil. Untuk ukuran besar biasanya memiliki panjang 2 meter lebih dengan lebar 1 meter lebih. Sementara tikar ukuran kecil memiliki panjang sekitar 1 meter lebih dan lebar 1 meter.
Untuk kualitas tikar ini, jika baik perawatannya maka tikar ini bisa tahan lebih dari 5 tahun.
Untuk perawatannya, tikar ini tidak boleh disikat, jika dicuci sebaiknya disikat menggunakan kain. Jangan terlalu sering dicuci dengan air karena dapat mempengaruhi keawetan daun.
Dan yang paling penting, tikar ini aman dan nyaman. Cocok untuk dikenakan sebagai alas lantai di rumah, di bawa rekresi maupun dijadikan sajadah.
Tikar ini juga bisa dilipat, jadi bisa dimasukan di tas saat akan berekreasi.
Ini adalah kondisi saat hutan di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat beralih menjadi lahan kosong pasca pembukaan lahan dan kebakaran hutan yang terus terjadi hingga saat ini.Simak videonya di bawah ini