Sekilas Pandang

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1). Definisi tersebut tercantum di dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Pembukaan

Kalimat''Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'' tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Guru yang telah melahirkan banyak orang-orang yang berkualitas di negeri ini masih menghadapi bermacam problema yang hingga sekarang tidak kunjung tuntas seperti masalah kualitas guru, jumlah guru yang masih belum memadai, distribusi guru serta kesejahteraan guru.
Masalah 
1. Kualitas Guru.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemdikbud) pada beberapa tahun yang lalu telah mengeluarkan program Sertifikasi Guru. Program tersebut bertujuan untuk menciptakan guru yang berkualitas. Malangnya, dari hasil uji kompetisi yang telah dilakukan selama tiga tahun terakahir itu menunjukan bahwa kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari program sertifikasi guru tersebut yang memenuhi syarat hanya 2.08 juta guru atau sekitar 70,5 persen.

Sedangkan 86.167 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi. Tidak hanya itu, saat dilaksanakan uji kompetis guru, rata-rata guru hanya mendapatkan nilai dibawah 50. Selain dari hasil uji kompetisi, ternyata dari sisi kualifikasi pendidikan guru juga masih rendah yaitu dari 2,92 juta guru hanya sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1.

Masalah kualitas guru ini tentu menjadi sebuah PR bagi Kemdikbud untuk segera menuntaskannya, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa lebih berkembang dari sebelummya. Kualitas guru yang masih rendah ini berdampak pada kualitas pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional. Kualitas guru yang rendah ini juga akibat dari problema lainnya yaitu jumlah guru yang masih belum memadai.

2. Jumlah Guru yang Masih Kurang
Jumlah guru yang masih belum memadai juga menjadi problema guru di negeri ini. Di perkirakan pada pada tahun 2010 hingga 2015 mendatang ada sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan yang akan pensiun, sehingga harus segera dicari pengganti untuk menjamin kelancaran proses belajar mengajar.

Jumlah guru yang masih belum memadai ini sangat berdampak pada kualitas guru, yang pada akhirnya berdampak pada mutu pendidikan di negeri ini. Di beberapa sekolah masih banyak guru yang yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran akibat dari kekurangan jumlah guru. Maka tak heran bila ada guru yang mengajarkan mata pelajaran lain di luar bidang keahliannya.

Sebagai contoh guru Matematika terpaksa mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, atau mata pelajaran lainnya yang tidak sesuai keahliannya karena jumlah guru yang kurang memadai. Tentu problema ini juga patut menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

3. Distribusi Guru
Pendistribusian guru atau penyaluran guru juga menjadi problema yang dihadapi guru di Indonesia. Pendistribusian yang tidak merata serta tidak sesuai kuota mengakibatkan di sejumlah daerah kekurangan guru terutama daerah perbatasan.

Sebagian guru enggan untuk menjadi tenaga pengajar di daerah perbatasan dengan berbagai alasan. Sehingga kehadiran guru lebih banyak tertumpu di perkotaan dibandingkan daerah perbatasan. Padahal kehadiran mereka sangat diperlukan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa ini terutama daerah perbatasan. Tak heran jika ada yang menjadi guru bukan berasal dari pendidikan yang tinggi seperti S1. Mereka yang mengajar ini biasanya lebih melihat pentingnya masa depan anak-anak perbatasan ketimbang materi yang akan mereka dapatkan dari hasil mengajar tersebut.

4. Kesejahteraan
Guru Kesejahteraan guru itulah yang hingga sekarang masih sering kita lihat. Saat ini masih sering kita lihat bahwa guru yang mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa ini benar-benar dibayar jasanya tanpa upah yang selayaknya. Ironinya hal tersebut kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah di negeri ini. 

Tampaknya guru honorer yang benar-benar merasakan hal tersebut. Tidak hanya dibayar jauh dari upah layaknya seorang guru, melainkan juga status resmi mereka yang masih terombang-ambing tanpa keputusan yang jelas. Padahal pada tahun 2010-2015 sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan akan pensiun. 

Apabila kesejahteraan guru baik itu PNS atau honerer tersebut masih tidak mendapat perhatian khusus pemerintah, maka negeri ini akan mengalami krisis kekurangan guru. Hal itu dampak dari kurangnya minat generasi muda untuk menjadi tenaga pendidik akibat potret kesejahteraan guru di negeri ini masih kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Referensi
Kemendikbud
GuruNet
Blog Masofa

Telah di posting di Kaskus

Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki berbagai macam etnis, suku, agama, budaya maupun adat istiadat. Meskipun demikian, antara sesama masyarakat Indonesia masih memiliki keterikatan/kepedulian antara satu sama lain.

Keterikatan tersebut mengalir dan bertambah besar dengan dukungan situs jejaring sosial. Patut diacungi jempol ketika masyarakat ini saling bahu-membahu membantu antara sesama ketika pemerintahnya sendiri lupa terhadap masyarakatnya. Aksi bantu-membantu itu terealisasi dalam aksi Gerakan Masyarakat. Sebagai contoh dari aksi Gerakan Masyakat tersebut seperti Koin Untuk Prita yang beberapa tahun lalu rakyat Indonesia dengan kompaknya mengumpulkan koin untuk kebebasan Prita Mulyasari, tak lama berselang muncul pula Sandal untuk Kapolri, lalu Koin Untuk KPK, dan yang terbaru adalah Gerakan Rp. 1000 untuk Jalan Sanggau.

Gerakan-gerakan tersebut pada awalnya diprakarsai oleh satu orang yang memiliki kepedulian terhadap orang lain. Rasa peduli tersebut kemudian dikampanyekan melalui situs jejaring social yang pada akhirnya menarik rasa peduli masyakat lainnya sehingga membentuk satu gerakan peduli sosial. Hal ini membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki rasa kepedulian terhadap sesamanya. Ditambah pula dengan gencarnya pemberitaan dari media nasional atau lokal menjadikan gerakan masyarakat ini menjadi sebuah cermin bagi pemerintah itu sendiri agar segera bertindak dan mencari solusi terbaik.

Gerakan-gerakan yang diusung berkat rasa kepedulian ini memberikan sisi positif, tidak hanya pada satu orang melainkan juga banyak orang. Sisi positif dari gerakan masyarakat Indonesia tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

- Sosialisme Dengan adanya gerakan masyarakat membuktikan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah tipe yang Individualisme. Gerakan yang dilakukan tersebut menggiring masyarakat lainnya untuk peduli terhadap orang lain dengan kata lain kepedulian sosial kembali di munculkan bersamaan munculnya gerakan masyarakat ini.

 - Meringankan beban orang lain/sesama Gerakan masyarakat ini yang memiliki sisi positif dalam menggiring kepedulian sosial sekaligus juga dapat meringankan beban orang lain. Kita dapat ambil contoh dari kasus yang menimpa Prita Mulyasari. Dengan gerakan Koin Untuk Prita, akhirnya terkumpul sejumlah dana untuk membebaskan prita dari denda yang cukup memberatkan. Bukankah itu termasuk meringankan beban orang lain?

 - Moment Untuk Saling Mengenal Ketika gerakan masyarakat ini dilakukan, tentu yang berpartisipasi tidak hanya berasal dari satu tempat melainkan dari tempat lainnya. Dengan berkumpulnya masyarakat tersebut dalam sebuah aksi gerakan sosial menjadi satu momen yang tepat untuk saling mengenal antara sesama dan menjalin silaturahmi antara sesama masyarakat Indonesia. Sehingga pada akhirnya dapat menambah relasi.

 - Menghargai Perbedaan Gerakan masyarakat ini tidak hanya diikuti oleh satu orang melainkan ratusan bahkan ribuan orang yang memiliki agama, adat, karakter, tingkah laku yang berbeda antara satu sama lain. Namun semua perbedaan itu tidak akan terlihat ketika rasa kepedulian antara sesama itu begitu kuat.

 - Mempererat Kebersamaan Selain menghargai perbedaan, gerakan masyarakat ini juga dapat mempererat kebersamaan. Hal itu tidak dapat diragukan lagi dengan bertambahnya partisipan dalam sebuah aksi gerakan masyarakat. Para partisipan rela meluangkan waktu maupun menyisihkan materi untuk membantu, selain itu juga diantara sesama partisipan saling bahu membahu dalam aksi peduli sosial dengan tujuan yang sama yaitu membantu orang lain

 Di kutip dari thread ane di Kaskus

Sebelum memasuki dunia perguruan tinggi, sebagian dari kita sudah diberikan wejengan atau nasihat untuk memilih jurusan yang benar-benar diperlukan dalam dunia kerja. Jurusan tersebut adalah jurusan yang memiliki peluang besar untuk diperlukan oleh suatu perusahaan.

Tak jarang dari kita yang terlanjur berada di satu jurusan yang dianggap ‘’kurang diminati’’ oleh perusahaan ini merasa sedikit terganggu dan terancam akan tersingkir dari ketatnya persaingan antara pencari kerja. Satu diantara jurusan yang dianggap kurang diminati oleh perusahaan atau dengan kata lain sulit untuk mendapatkan pekerjaan adalah jurusan sastra. Benarkah anggapan tersebut?

Baiklah, jurusan sastra memang satu jurusan yang kurang diminati oleh calon mahasiswa, sehingga tak banyak yang mengambil jurusan ini sebagai satu tujuan di sebuah pendidikan perguruan tinggi. Meskipun demikian, jurusan sastra ini juga tidak menutup diri dari keterampilan maupun keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja atau tidak terfokus pada dunia sastra. Sebagai contoh, pada jurusan sastra, keahlian komputer, perkantoran, komunikasi juga diajarkan kepada mahasiswanya meskipun tidak selengkap yang ada pada jurusan lainnya. Sehingga dengan modal tersebut, diharapkan mahasiswa jurusan sastra mampu bersaing di dunia kerja dengan modal utama kesastraan yang ditunjang keterampilan lainnya seperti yang disebutkan di atas.

Meskipun pihak perguruan tinggi telah membekali mahasiswanya dengan keterampilan lain yang diluar kesastraan, namun perasaan akan tersingir dari persaingan dunia kerja tersebut masih menghantui sebagian mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan satu solusi atau sebuah saran yang dapat dijadikan akar bagi mahasiswa jurusan sastra untuk meraih kesuksesan. Saran/solusi tersebut adalah memberikan alternatif pekerjaan lain / yang cocok untuk mahasiswa jurusan sastra.

Adapun pekerjaan yang cocok bagi mahasiswa jurusan sastra adalah sebagai berikut:

1. Penulis Novel, Cerpen, atau Buku
Sesuai jurusannya yaitu Sastra, tidaklah sulit bagi mahasiswa untuk menjdi seorang penulis novel, cerpen atau buku. Karena sebagian dari keterampilan tersebut sudah didapatkan di bangku perkuliahan. Dengan bermodalkan pendidikan yang telah didapatkan itu, ditambah pula dengan permainan imajinasi seorang mahasiswa jurusan sastra dapat menghasilkan karya tulis yang layak jual. Hal itu tentu diikuti dengan latihan menulis yang rutin untuk mengasah kemampuan otak dan tangan dalam memacu kata dan kalimat sehingga menjadi satu alur cerita yang menarik untuk di baca.

 2. Wartawan 
Untuk pekerjaan sebagai wartawan ini biasanya tidak hanya untuk jurusan Jurnalistik namun jurusan lain juga diberikan peluang untuk menjalani profesi yang berkaitan dengan dunia tulis menulis ini. Pekerjaan yang tentunya juga tidak lepas dari jurusan sastra yaitu dari segi bahasa. Untuk menjalani pekerjaan ini terutama bagi jurusan sastra tidak segampang mereka yang berasal dari jurusan jurnalistik. Namun selama mau belajar dan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak media yang merekrut tersebut, maka dalam waktu yang tidak lama anda akan bisa menjadi seorang wartawan yang professional. Jika kerja anda dinilai baik tidak menutup kemungkinan anda akan menjadi seorang Editor, Redaktur atau Pimpinan Redaksi. Menarik bukan?

3. Penerjemah 
Bagi anda yang mengambil jurusan Sastra Inggris, Jepang, Perancis atau bahasa lainnya, menjadi penerjemah adalah pekerjaan yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan salary/upah yang menggiurkan. Meskipun demikian, pekerjaan ini memerlukan seseorang yang memiliki jiwa yang kuat untuk menghadapi suatu tekanan.
Sebagai contoh, anda diberikan waktu satu bulan untuk menerjemahkan satu buku yang terdiri dari 300 halaman. Tentu itu menjadi satu tekanan, tapi ada cara lain untuk meringankan beban tersebut yaitu dengan cara meminta bantuan dari teman anda yang berasal dari jurusan sastra yang sama. Anda bisa meminta bantuannya untuk menerjemahkan sebagian isi buku dengan upah yang menurut anda layak diberikan berdasarkan hasil kerja yang dia lakukan.

4. Pemandu Wisata/Guide
Pekerjaan ini juga sangat menjanjikan terutama bagi kota yang sudah maju di bidang pariwisatanya seperti Bali, Jogjakarta, Bandung maupun kota pariwisata lainnya. Pekerjaan ini juga masih memiliki kaitan dengan jurusan sastra, karena selama perkuliahan telah diberikan mata kuliah yang berkaitan dengan wisata, serta penerapan mata kuliah tersebut pada kegiatan Praktek Lapangan Pariwisata. Selama kegiatan PPL tersebut, mahasiswa akan mempraktekan cara memandu wisatawan alam mengunjungi tempat wisata yang tentunya menggunakan bahasa yang ia telah pelajari selama di bangku perkuliahan.

5. Perhotelan
Bekerja di bidang perhotelan tidak lepas juga dari prinsip-prinsip perkantoran, bisnis, dan manajemen. Prinsip-prinsip tersebut juga sudah didapatkan mahasiswa di jurusan sastra. Sehingga tidak terlalu sulit bagi mahasiswa jurusan sastra untuk menerapkannya.

6. Wiraswasta
Berwiraswasta tidak memerlukan jurusan khusus. Mental, dana, relasi, dan promosi merupakan modal untuk keberhasilan suatu usaha. Untuk berwiraswasta, pengalaman juga menjadi salah satu faktor untuk menunjang hidup atau matinya suatu usaha. Jika anda berasal dari jurusan sastra, dapat pula memanfaatkan kesastraan anda dalam satu usaha misalnya membuka usaha percetakan buku atau novel.

Mendengar berita maupun membaca berita dapat menambah wawasan kita. Berita berasal dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi atau sedang berlangsung. Peristiwa tersebut di olah menjadi sebuah berita yang disajikan di media cetak, elektronik maupun online.
Seringkali kita menikmati berita yang disajikan di TV, Koran, radio ataupun media online. Namun kita terkadang tidak mengetahui proses pembuatannya.

Pada kali ini, secara khusus akan disajikan proses pembuatan berita baik itu dari mencari sumber berita, pengetikan naskah hingga penyiaran berita. Bahasan ini berlaku untuk proses pembuatan berita di media elektronik Radio.

 1. Wawancara
Sebelum melakukan wawancara dengan narasumber ada beberapa peralatan tempur yang harus dipersiapkan seperti bolpoint, buku catatan, ponsel yang memiliki fitur perekam suara dan alat perekam suara. Jika ponsel memiliki fitur Quickofffice atau Ms. Office maka buku dan bolpoint dapat ditinggalkan karena mencatata dengan menggunakan Ms. Word di ponsel lebih effisien. Alasannya catatan yang sudah tersimpan di memori dapat di copas langsung ke Ms Word komputer atau laptop anda. Sementara alat perekam suara diperlukan dalam wawancara karena berita yang disiarkan di radio harus disertai suara narasumber sebagai bukti keabsahan berita tersebut.
Alat perekam yang bisa digunakan bisa menggunakan ponsel yang memiliki fitur merekam suara atau alat perekam khusus. Untuk kejernihan suara hasil rekaman, disarankan menggunakan alat perekam khusus. Pasalnya rekaman yang dihasilkan antara ponsel dengan alat perekam jauh berbeda. Hal itu dikarenakan format rekaman di ponsel masih menggunakan format Waveform Audio Format (WAV). Sedangkan alat perekam suara biasanya menggunakan format WMA (Windows Media Audio), MP3 (MPEG-1 Layer 3).

 2. Pengetikan Naskah
Setelah melakukan wawancara dengan narasumber, tahap selanjutnya adalah mengetik naskah berita. Untuk format pengetikan rata kanan dan rata kiri.
Naskah berita yang diketik disarankan tidak melebihi satu halaman. Jika naskah berita di ketik di buka catatan maka harus dipindahkan terlebih dahulu ke Ms. Word dan hal ini memakan waktu anda. Tetapi jika naskah berita sudah diketik di ponsel (Quickoffice) maka dapat langsung di copas ke MS. Word dengan sedikit revisi pada naskah tersebut. Dari kedua hal tersebut dapat anda simpulkan mana yang lebih effisien.

Dalam pengetikan naskah berita, disarankan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, menghindari kutipan langsung, isi berita tidak bertele-tele serta tidak mengulang kalimat yang sudah ada. Selanjutnya, isi berita yang diketik hendaknya ringkas, jelas, akurat dan mudah dicerna pendengar. Hal itu dialakukan agar inti berita dapat langsung tersampaikan ke pendengar. Selain itu juga, untuk yang singkatan hendaknya ditulis tanpa ada singkatan. Kemudian di kalimat berikutnya baru dapat ditulis singkatan. Sebagai contoh kata PBB pada awal kalimat sebaiknya ditulis Perserikatan Bangsa-Bangsa Bersatu, di kalimat berikutnya atau di paragraph seterusnya ditulis PBB.

Dalam proses pengetikan naskah berita juga disarankan untuk melihat referensi berita di internet. Meskipun demikian, mengcopas isi berita lain yang berkaitan dengan berita yang akan ditulis adalah hal yang sangat tidak diperkenankan. Untuk memastikan berita yang diketik benar dan akurat, hendaknya tetap mengacu pada hasil rekaman wawancara.

 3. Pengeditan Suara
Setelah proses pengetikan naskah berita selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan editing suara. Hasil rekaman suara yang akan disiarkan sebagai keabsahan berita memiliki durasi yang singkat dengan maksimal durasinya adalah 30 detik dan minimal 10 detik. Format file suara yang disarankan adalah MP3. Oleh karena itu untuk mengedit file rekaman diperlukan aplikasi pengedit suara dalam hal ini yang banyak digunakan adalah Cool Edit.
Jika merekam suara menggunakan ponsel maka format file WAV harus di ubah menjadi MP3 begitu juga jika dari alat perekam suara, format WMA juga harus di ubah menjadi MP3 dengan aplikasi Cool Edit tersebut.

4. Mengunggah Naskah
Tahap selanjutnya adalah menggunggah naskah berita ke database radio terkait. Jika naskah sudah dinilai cukup rapid an layak untuk disiarkan, maka dapat diunggah segera dengan mencantumkan Judul Berita, Tanggal, Bulan Tahun, kemudian merapikan naskah rata kanan dan rata kiri.

5. Menyimpan Folder Suara Narasumber
Tahap berikutnya adalah menyimpan file rekaman di komputer studio. Hendaknya rekaman tersebut ditempatkan pada folder khusus sesuai tanggal dan bulan berita tersebut di buat. Kemudian folder tersebut disimpan di folder berita yang memuat semua rekaman dari hasil editing. Biasanya di komputer studio sudah dibuatkan folder khusus untuk rekaman berita, lagu atau iklan.

6. Menyiarkan
Tahap berikutnya adalah menyiarkan berita yang telah dipersiapkan oleh reporter. Pada radio tertentu biasanya yang membacakan berita adalah reporter yang mengolah berita tersebut. Tetapi ada juga radio yang mengkhususkan penyiarnya yang membaca berita hasil olahan reporter. Semua itu tergantung dari radio masing-masing.
Ilustrasi

7. Merekam
Selanjutnya merekam, berita yang disiarkan akan direkam. Hal itu dilakukan jika suatu radio melakukan kerjasama dengan instansi pemerintahan atau instansi lainnya. Selain itu juga, berita yang direkam tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan bukti apabila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat pemberitaan tersebut.

.......................................