Sekilas Pandang

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1). Definisi tersebut tercantum di dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Pembukaan

Kalimat''Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'' tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Guru yang telah melahirkan banyak orang-orang yang berkualitas di negeri ini masih menghadapi bermacam problema yang hingga sekarang tidak kunjung tuntas seperti masalah kualitas guru, jumlah guru yang masih belum memadai, distribusi guru serta kesejahteraan guru.
Masalah 
1. Kualitas Guru.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemdikbud) pada beberapa tahun yang lalu telah mengeluarkan program Sertifikasi Guru. Program tersebut bertujuan untuk menciptakan guru yang berkualitas. Malangnya, dari hasil uji kompetisi yang telah dilakukan selama tiga tahun terakahir itu menunjukan bahwa kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari program sertifikasi guru tersebut yang memenuhi syarat hanya 2.08 juta guru atau sekitar 70,5 persen.

Sedangkan 86.167 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi. Tidak hanya itu, saat dilaksanakan uji kompetis guru, rata-rata guru hanya mendapatkan nilai dibawah 50. Selain dari hasil uji kompetisi, ternyata dari sisi kualifikasi pendidikan guru juga masih rendah yaitu dari 2,92 juta guru hanya sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1.

Masalah kualitas guru ini tentu menjadi sebuah PR bagi Kemdikbud untuk segera menuntaskannya, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa lebih berkembang dari sebelummya. Kualitas guru yang masih rendah ini berdampak pada kualitas pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional. Kualitas guru yang rendah ini juga akibat dari problema lainnya yaitu jumlah guru yang masih belum memadai.

2. Jumlah Guru yang Masih Kurang
Jumlah guru yang masih belum memadai juga menjadi problema guru di negeri ini. Di perkirakan pada pada tahun 2010 hingga 2015 mendatang ada sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan yang akan pensiun, sehingga harus segera dicari pengganti untuk menjamin kelancaran proses belajar mengajar.

Jumlah guru yang masih belum memadai ini sangat berdampak pada kualitas guru, yang pada akhirnya berdampak pada mutu pendidikan di negeri ini. Di beberapa sekolah masih banyak guru yang yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran akibat dari kekurangan jumlah guru. Maka tak heran bila ada guru yang mengajarkan mata pelajaran lain di luar bidang keahliannya.

Sebagai contoh guru Matematika terpaksa mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, atau mata pelajaran lainnya yang tidak sesuai keahliannya karena jumlah guru yang kurang memadai. Tentu problema ini juga patut menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

3. Distribusi Guru
Pendistribusian guru atau penyaluran guru juga menjadi problema yang dihadapi guru di Indonesia. Pendistribusian yang tidak merata serta tidak sesuai kuota mengakibatkan di sejumlah daerah kekurangan guru terutama daerah perbatasan.

Sebagian guru enggan untuk menjadi tenaga pengajar di daerah perbatasan dengan berbagai alasan. Sehingga kehadiran guru lebih banyak tertumpu di perkotaan dibandingkan daerah perbatasan. Padahal kehadiran mereka sangat diperlukan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa ini terutama daerah perbatasan. Tak heran jika ada yang menjadi guru bukan berasal dari pendidikan yang tinggi seperti S1. Mereka yang mengajar ini biasanya lebih melihat pentingnya masa depan anak-anak perbatasan ketimbang materi yang akan mereka dapatkan dari hasil mengajar tersebut.

4. Kesejahteraan
Guru Kesejahteraan guru itulah yang hingga sekarang masih sering kita lihat. Saat ini masih sering kita lihat bahwa guru yang mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa ini benar-benar dibayar jasanya tanpa upah yang selayaknya. Ironinya hal tersebut kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah di negeri ini. 

Tampaknya guru honorer yang benar-benar merasakan hal tersebut. Tidak hanya dibayar jauh dari upah layaknya seorang guru, melainkan juga status resmi mereka yang masih terombang-ambing tanpa keputusan yang jelas. Padahal pada tahun 2010-2015 sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan akan pensiun. 

Apabila kesejahteraan guru baik itu PNS atau honerer tersebut masih tidak mendapat perhatian khusus pemerintah, maka negeri ini akan mengalami krisis kekurangan guru. Hal itu dampak dari kurangnya minat generasi muda untuk menjadi tenaga pendidik akibat potret kesejahteraan guru di negeri ini masih kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Referensi
Kemendikbud
GuruNet
Blog Masofa

Telah di posting di Kaskus

Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki berbagai macam etnis, suku, agama, budaya maupun adat istiadat. Meskipun demikian, antara sesama masyarakat Indonesia masih memiliki keterikatan/kepedulian antara satu sama lain.

Keterikatan tersebut mengalir dan bertambah besar dengan dukungan situs jejaring sosial. Patut diacungi jempol ketika masyarakat ini saling bahu-membahu membantu antara sesama ketika pemerintahnya sendiri lupa terhadap masyarakatnya. Aksi bantu-membantu itu terealisasi dalam aksi Gerakan Masyarakat. Sebagai contoh dari aksi Gerakan Masyakat tersebut seperti Koin Untuk Prita yang beberapa tahun lalu rakyat Indonesia dengan kompaknya mengumpulkan koin untuk kebebasan Prita Mulyasari, tak lama berselang muncul pula Sandal untuk Kapolri, lalu Koin Untuk KPK, dan yang terbaru adalah Gerakan Rp. 1000 untuk Jalan Sanggau.

Gerakan-gerakan tersebut pada awalnya diprakarsai oleh satu orang yang memiliki kepedulian terhadap orang lain. Rasa peduli tersebut kemudian dikampanyekan melalui situs jejaring social yang pada akhirnya menarik rasa peduli masyakat lainnya sehingga membentuk satu gerakan peduli sosial. Hal ini membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih memiliki rasa kepedulian terhadap sesamanya. Ditambah pula dengan gencarnya pemberitaan dari media nasional atau lokal menjadikan gerakan masyarakat ini menjadi sebuah cermin bagi pemerintah itu sendiri agar segera bertindak dan mencari solusi terbaik.

Gerakan-gerakan yang diusung berkat rasa kepedulian ini memberikan sisi positif, tidak hanya pada satu orang melainkan juga banyak orang. Sisi positif dari gerakan masyarakat Indonesia tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

- Sosialisme Dengan adanya gerakan masyarakat membuktikan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah tipe yang Individualisme. Gerakan yang dilakukan tersebut menggiring masyarakat lainnya untuk peduli terhadap orang lain dengan kata lain kepedulian sosial kembali di munculkan bersamaan munculnya gerakan masyarakat ini.

 - Meringankan beban orang lain/sesama Gerakan masyarakat ini yang memiliki sisi positif dalam menggiring kepedulian sosial sekaligus juga dapat meringankan beban orang lain. Kita dapat ambil contoh dari kasus yang menimpa Prita Mulyasari. Dengan gerakan Koin Untuk Prita, akhirnya terkumpul sejumlah dana untuk membebaskan prita dari denda yang cukup memberatkan. Bukankah itu termasuk meringankan beban orang lain?

 - Moment Untuk Saling Mengenal Ketika gerakan masyarakat ini dilakukan, tentu yang berpartisipasi tidak hanya berasal dari satu tempat melainkan dari tempat lainnya. Dengan berkumpulnya masyarakat tersebut dalam sebuah aksi gerakan sosial menjadi satu momen yang tepat untuk saling mengenal antara sesama dan menjalin silaturahmi antara sesama masyarakat Indonesia. Sehingga pada akhirnya dapat menambah relasi.

 - Menghargai Perbedaan Gerakan masyarakat ini tidak hanya diikuti oleh satu orang melainkan ratusan bahkan ribuan orang yang memiliki agama, adat, karakter, tingkah laku yang berbeda antara satu sama lain. Namun semua perbedaan itu tidak akan terlihat ketika rasa kepedulian antara sesama itu begitu kuat.

 - Mempererat Kebersamaan Selain menghargai perbedaan, gerakan masyarakat ini juga dapat mempererat kebersamaan. Hal itu tidak dapat diragukan lagi dengan bertambahnya partisipan dalam sebuah aksi gerakan masyarakat. Para partisipan rela meluangkan waktu maupun menyisihkan materi untuk membantu, selain itu juga diantara sesama partisipan saling bahu membahu dalam aksi peduli sosial dengan tujuan yang sama yaitu membantu orang lain

 Di kutip dari thread ane di Kaskus

Sebelum memasuki dunia perguruan tinggi, sebagian dari kita sudah diberikan wejengan atau nasihat untuk memilih jurusan yang benar-benar diperlukan dalam dunia kerja. Jurusan tersebut adalah jurusan yang memiliki peluang besar untuk diperlukan oleh suatu perusahaan.

Tak jarang dari kita yang terlanjur berada di satu jurusan yang dianggap ‘’kurang diminati’’ oleh perusahaan ini merasa sedikit terganggu dan terancam akan tersingkir dari ketatnya persaingan antara pencari kerja. Satu diantara jurusan yang dianggap kurang diminati oleh perusahaan atau dengan kata lain sulit untuk mendapatkan pekerjaan adalah jurusan sastra. Benarkah anggapan tersebut?

Baiklah, jurusan sastra memang satu jurusan yang kurang diminati oleh calon mahasiswa, sehingga tak banyak yang mengambil jurusan ini sebagai satu tujuan di sebuah pendidikan perguruan tinggi. Meskipun demikian, jurusan sastra ini juga tidak menutup diri dari keterampilan maupun keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja atau tidak terfokus pada dunia sastra. Sebagai contoh, pada jurusan sastra, keahlian komputer, perkantoran, komunikasi juga diajarkan kepada mahasiswanya meskipun tidak selengkap yang ada pada jurusan lainnya. Sehingga dengan modal tersebut, diharapkan mahasiswa jurusan sastra mampu bersaing di dunia kerja dengan modal utama kesastraan yang ditunjang keterampilan lainnya seperti yang disebutkan di atas.

Meskipun pihak perguruan tinggi telah membekali mahasiswanya dengan keterampilan lain yang diluar kesastraan, namun perasaan akan tersingir dari persaingan dunia kerja tersebut masih menghantui sebagian mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan satu solusi atau sebuah saran yang dapat dijadikan akar bagi mahasiswa jurusan sastra untuk meraih kesuksesan. Saran/solusi tersebut adalah memberikan alternatif pekerjaan lain / yang cocok untuk mahasiswa jurusan sastra.

Adapun pekerjaan yang cocok bagi mahasiswa jurusan sastra adalah sebagai berikut:

1. Penulis Novel, Cerpen, atau Buku
Sesuai jurusannya yaitu Sastra, tidaklah sulit bagi mahasiswa untuk menjdi seorang penulis novel, cerpen atau buku. Karena sebagian dari keterampilan tersebut sudah didapatkan di bangku perkuliahan. Dengan bermodalkan pendidikan yang telah didapatkan itu, ditambah pula dengan permainan imajinasi seorang mahasiswa jurusan sastra dapat menghasilkan karya tulis yang layak jual. Hal itu tentu diikuti dengan latihan menulis yang rutin untuk mengasah kemampuan otak dan tangan dalam memacu kata dan kalimat sehingga menjadi satu alur cerita yang menarik untuk di baca.

 2. Wartawan 
Untuk pekerjaan sebagai wartawan ini biasanya tidak hanya untuk jurusan Jurnalistik namun jurusan lain juga diberikan peluang untuk menjalani profesi yang berkaitan dengan dunia tulis menulis ini. Pekerjaan yang tentunya juga tidak lepas dari jurusan sastra yaitu dari segi bahasa. Untuk menjalani pekerjaan ini terutama bagi jurusan sastra tidak segampang mereka yang berasal dari jurusan jurnalistik. Namun selama mau belajar dan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak media yang merekrut tersebut, maka dalam waktu yang tidak lama anda akan bisa menjadi seorang wartawan yang professional. Jika kerja anda dinilai baik tidak menutup kemungkinan anda akan menjadi seorang Editor, Redaktur atau Pimpinan Redaksi. Menarik bukan?

3. Penerjemah 
Bagi anda yang mengambil jurusan Sastra Inggris, Jepang, Perancis atau bahasa lainnya, menjadi penerjemah adalah pekerjaan yang memiliki peluang besar untuk mendapatkan salary/upah yang menggiurkan. Meskipun demikian, pekerjaan ini memerlukan seseorang yang memiliki jiwa yang kuat untuk menghadapi suatu tekanan.
Sebagai contoh, anda diberikan waktu satu bulan untuk menerjemahkan satu buku yang terdiri dari 300 halaman. Tentu itu menjadi satu tekanan, tapi ada cara lain untuk meringankan beban tersebut yaitu dengan cara meminta bantuan dari teman anda yang berasal dari jurusan sastra yang sama. Anda bisa meminta bantuannya untuk menerjemahkan sebagian isi buku dengan upah yang menurut anda layak diberikan berdasarkan hasil kerja yang dia lakukan.

4. Pemandu Wisata/Guide
Pekerjaan ini juga sangat menjanjikan terutama bagi kota yang sudah maju di bidang pariwisatanya seperti Bali, Jogjakarta, Bandung maupun kota pariwisata lainnya. Pekerjaan ini juga masih memiliki kaitan dengan jurusan sastra, karena selama perkuliahan telah diberikan mata kuliah yang berkaitan dengan wisata, serta penerapan mata kuliah tersebut pada kegiatan Praktek Lapangan Pariwisata. Selama kegiatan PPL tersebut, mahasiswa akan mempraktekan cara memandu wisatawan alam mengunjungi tempat wisata yang tentunya menggunakan bahasa yang ia telah pelajari selama di bangku perkuliahan.

5. Perhotelan
Bekerja di bidang perhotelan tidak lepas juga dari prinsip-prinsip perkantoran, bisnis, dan manajemen. Prinsip-prinsip tersebut juga sudah didapatkan mahasiswa di jurusan sastra. Sehingga tidak terlalu sulit bagi mahasiswa jurusan sastra untuk menerapkannya.

6. Wiraswasta
Berwiraswasta tidak memerlukan jurusan khusus. Mental, dana, relasi, dan promosi merupakan modal untuk keberhasilan suatu usaha. Untuk berwiraswasta, pengalaman juga menjadi salah satu faktor untuk menunjang hidup atau matinya suatu usaha. Jika anda berasal dari jurusan sastra, dapat pula memanfaatkan kesastraan anda dalam satu usaha misalnya membuka usaha percetakan buku atau novel.

Mendengar berita maupun membaca berita dapat menambah wawasan kita. Berita berasal dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi atau sedang berlangsung. Peristiwa tersebut di olah menjadi sebuah berita yang disajikan di media cetak, elektronik maupun online.
Seringkali kita menikmati berita yang disajikan di TV, Koran, radio ataupun media online. Namun kita terkadang tidak mengetahui proses pembuatannya.

Pada kali ini, secara khusus akan disajikan proses pembuatan berita baik itu dari mencari sumber berita, pengetikan naskah hingga penyiaran berita. Bahasan ini berlaku untuk proses pembuatan berita di media elektronik Radio.

 1. Wawancara
Sebelum melakukan wawancara dengan narasumber ada beberapa peralatan tempur yang harus dipersiapkan seperti bolpoint, buku catatan, ponsel yang memiliki fitur perekam suara dan alat perekam suara. Jika ponsel memiliki fitur Quickofffice atau Ms. Office maka buku dan bolpoint dapat ditinggalkan karena mencatata dengan menggunakan Ms. Word di ponsel lebih effisien. Alasannya catatan yang sudah tersimpan di memori dapat di copas langsung ke Ms Word komputer atau laptop anda. Sementara alat perekam suara diperlukan dalam wawancara karena berita yang disiarkan di radio harus disertai suara narasumber sebagai bukti keabsahan berita tersebut.
Alat perekam yang bisa digunakan bisa menggunakan ponsel yang memiliki fitur merekam suara atau alat perekam khusus. Untuk kejernihan suara hasil rekaman, disarankan menggunakan alat perekam khusus. Pasalnya rekaman yang dihasilkan antara ponsel dengan alat perekam jauh berbeda. Hal itu dikarenakan format rekaman di ponsel masih menggunakan format Waveform Audio Format (WAV). Sedangkan alat perekam suara biasanya menggunakan format WMA (Windows Media Audio), MP3 (MPEG-1 Layer 3).

 2. Pengetikan Naskah
Setelah melakukan wawancara dengan narasumber, tahap selanjutnya adalah mengetik naskah berita. Untuk format pengetikan rata kanan dan rata kiri.
Naskah berita yang diketik disarankan tidak melebihi satu halaman. Jika naskah berita di ketik di buka catatan maka harus dipindahkan terlebih dahulu ke Ms. Word dan hal ini memakan waktu anda. Tetapi jika naskah berita sudah diketik di ponsel (Quickoffice) maka dapat langsung di copas ke MS. Word dengan sedikit revisi pada naskah tersebut. Dari kedua hal tersebut dapat anda simpulkan mana yang lebih effisien.

Dalam pengetikan naskah berita, disarankan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, menghindari kutipan langsung, isi berita tidak bertele-tele serta tidak mengulang kalimat yang sudah ada. Selanjutnya, isi berita yang diketik hendaknya ringkas, jelas, akurat dan mudah dicerna pendengar. Hal itu dialakukan agar inti berita dapat langsung tersampaikan ke pendengar. Selain itu juga, untuk yang singkatan hendaknya ditulis tanpa ada singkatan. Kemudian di kalimat berikutnya baru dapat ditulis singkatan. Sebagai contoh kata PBB pada awal kalimat sebaiknya ditulis Perserikatan Bangsa-Bangsa Bersatu, di kalimat berikutnya atau di paragraph seterusnya ditulis PBB.

Dalam proses pengetikan naskah berita juga disarankan untuk melihat referensi berita di internet. Meskipun demikian, mengcopas isi berita lain yang berkaitan dengan berita yang akan ditulis adalah hal yang sangat tidak diperkenankan. Untuk memastikan berita yang diketik benar dan akurat, hendaknya tetap mengacu pada hasil rekaman wawancara.

 3. Pengeditan Suara
Setelah proses pengetikan naskah berita selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan editing suara. Hasil rekaman suara yang akan disiarkan sebagai keabsahan berita memiliki durasi yang singkat dengan maksimal durasinya adalah 30 detik dan minimal 10 detik. Format file suara yang disarankan adalah MP3. Oleh karena itu untuk mengedit file rekaman diperlukan aplikasi pengedit suara dalam hal ini yang banyak digunakan adalah Cool Edit.
Jika merekam suara menggunakan ponsel maka format file WAV harus di ubah menjadi MP3 begitu juga jika dari alat perekam suara, format WMA juga harus di ubah menjadi MP3 dengan aplikasi Cool Edit tersebut.

4. Mengunggah Naskah
Tahap selanjutnya adalah menggunggah naskah berita ke database radio terkait. Jika naskah sudah dinilai cukup rapid an layak untuk disiarkan, maka dapat diunggah segera dengan mencantumkan Judul Berita, Tanggal, Bulan Tahun, kemudian merapikan naskah rata kanan dan rata kiri.

5. Menyimpan Folder Suara Narasumber
Tahap berikutnya adalah menyimpan file rekaman di komputer studio. Hendaknya rekaman tersebut ditempatkan pada folder khusus sesuai tanggal dan bulan berita tersebut di buat. Kemudian folder tersebut disimpan di folder berita yang memuat semua rekaman dari hasil editing. Biasanya di komputer studio sudah dibuatkan folder khusus untuk rekaman berita, lagu atau iklan.

6. Menyiarkan
Tahap berikutnya adalah menyiarkan berita yang telah dipersiapkan oleh reporter. Pada radio tertentu biasanya yang membacakan berita adalah reporter yang mengolah berita tersebut. Tetapi ada juga radio yang mengkhususkan penyiarnya yang membaca berita hasil olahan reporter. Semua itu tergantung dari radio masing-masing.
Ilustrasi

7. Merekam
Selanjutnya merekam, berita yang disiarkan akan direkam. Hal itu dilakukan jika suatu radio melakukan kerjasama dengan instansi pemerintahan atau instansi lainnya. Selain itu juga, berita yang direkam tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan bukti apabila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat pemberitaan tersebut.

Tari Barong merupakan satu diantara tari tradisional di Bali yang memiliki pesan moral yaitu kebajikan melawan kebatilan. Tarian ini dipentaskan pada malam hari di Sanggar Sari Wisata Budaya Suwung, yang terletak di Jalan By Pass dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Kota Denpasar.

Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel.

Tari Barong adalah tarian yang menggambarkan pertarungan antara Barong melawan Rangda. Tarian ini ditarikan oleh dua orang penari pria yang salah seorang memainkan kepala Barong serta kaki depan dan seorangnya lagi memainkan bagian ekor serta kaki belakang. Barong merupakan hewan mitologi Bali yang melukiskan Kebajikan, sementara Rangda adalah menggambarkan kebatilan. Wujud Barong berbagai macam, ada yang berbentuk singa, harimau, gajah, maupun lembu. Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer di Bali yang berasal dari Gianyar.

Menurut legenda, adanya Tarian Barong ini bermula ketika seorang ratu yang memiliki wajah cantik tetapi memiliki kepribadian jelek, selalu iri hati terhadap orang lain. Akibat kepribadian yang jelek itu, dia dikutuk oleh dewa menjadi mahluk yang sangat menakutkan dengan dua taring runcing dimulutnya disertai rambut panjang hingga menyentuh tanah, sedangkan matanya besar dengan kuku yang panjang.

Pada tarian tersebut diceritakan bagaimana Barong melawan Rangda. Pertarungan sengit dan hebat selalu mewarnai konflik diantara keduanya yang berlangsung lama. Pertarungan sengit itu tidak menghasilkan pemenangnya ataupun pihak yang kalah. Hingga kini pertarungan tersebut masih berlangsung dan menurut kepercayaan masyarakat Bali pertarungan itu adalah antara kebajikan melawan kebatilan yang terus menerus berperang di dalam diri manusia.

Tari Kecak adalah tarian yang mengambil bagian dari cerita Ramayana yang menggambarkan kisah Rama melawan Rahwana. Tarian ini dimainkan oleh kaum pria yang jumlahnya mencapai puluhan orang. Penari yang menggunakan sarung kotak-kotak tersebut duduk berbaris dan melingkar sambil menyerukan suara ‘’cak’’ sambil mengangkat kedua tangannya.

Tari Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi yang penarinya dalam keadaan tidak sadar karena melakukan komunikasi dengan tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Pada Tari Kecak ini, dipentaskan bagaimana Rama melawan Rahwana. Keduanya saling beradu kekuatan, Rama dibantu oleh sekumpulan kera dan Rahwana dibantu oleh pengikutnya.

Sebagai suatu pertunjukan, Tari Kecak didukung oleh beberapa faktor yang sangat penting, Lebih lebih dalam pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai Ki Dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.

Menurut sejarahnya, Tari kecak ini diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies. Mereka menciptakan tari tersebut berdasarkan tradisi sanghyang kuno dan mengambil dari bagian-bagian kisah Ramayana. Tarian ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tur berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut. Hingga kini Tari Kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal.

Tari Kecak ini biasanya dipertunjukan setiap harinya di Garuda Wisnu Kencana. Dengan tarif tiket Rp. 40.000 per orang, wisatawan sudah dapat menyaksikan tarian yang unik ini.

Pantai Kuta merupakan objek wisata yang paling terkenal serta wisata andalan Pulau Bali. Ia merupakan lokasi yang menjadi tujuan utama para turis asing yang gemar menikmati teriknya matahari. Pantai Kuta berada di sebelah selatan Denpasar, Ibu Kota Bali yakni di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, sekitar 12 Km dari Kota Denpasar.

Pantai Kuta yang dikenal sebagai pantai matahari terbenam ini memiliki panjang pantai sekitar 1.500 m. Dulunya Pantai Kuta ini merupakan perkampungan nelayan Bali, namun seiring berkembangnya pariwisata di Bali, Pantai ini pun dijadikan daerah wisata andalan yang pada akhirnya mengalahkan kepopuleran Pantai Sanur.

Pantai Kuta menawarkan berbagai keindahan bagi para wisatawan nusantara maupun asing. Misalnya keindahan pasirnya, panorama matahari terbenam atau berselancar. Seperti diketahui bahwa Pantai Kuta merupakan pantai yang didominasi wisatawan asing yang gemar berjemur dan menikmati matahari terbenam. Selain itu pula, penggila selancar banyak menghabiskan waktu di sini karena ombak pantainya yang cukup besar.

Sebagai wisata andalan Pulau Bali, penyediaan fasilitas bagi para pengunjung sangat diperhatikan oleh pemerintah setempat maupun swasta. Hal itu dapat dilihat dari penyediaan tempat hiburan malam, berbelanja, penginapan, spa, restoran, yang semuanya berkelas internasional. Tidak heran jika berkunjung ke Pantai Kuta dan melihat wisatawan yang mendominasi lokasi objek wisata ini adalah wisatawan asing.

Perkembangan pariwisata Pantai Kuta maupun Bali pernah mengalami masa kesulitan yaitu pada tahun 2002. Hal itu dikarenakan pada saat itu terjadi Bom Bali I dan II yang mengakibatkan rasa tidak aman dan ketakutan akan teror yang berdampak pada merosotnya tingkat kunjungan wisatawan selama hampir 3 tahun. Meskipun demikian, upaya pemerintah Bali yang diikuti peran serta masyarakat dan swasta kembali membuat rasa percaya wisatawan bahwa Pulau Bali aman untuk dikunjungi. Hal itu dapat dibuktikan sekarang ini bahwa Pulau Bali kembali menjadi Surga Pariwisata Indonesia.

Kompleks Pura Besakih merupakan kompleks pura terbesar di Provinsi Bali yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karang Asem. Pura Besakih berjarak 60 Km dari Kota Denpasar dengan ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Kompleks Pura Besakih terdiri 1 pura pusat yaitu Pura Penataran Agung Besakih yang merupakan pura terbesar dengan tinggi bangunan 17 meter serta 18 pura pendamping yakini 1 pura basukian dan 17 pura lainnya. Adapun pura pendamping tersebut antara lain, Pura Pesimpangan, Pura Dalem Puri yang letaknya paling selatan dari Pura Penataran Agung, yaitu di sebelah barat sungai, Pura Manik Mas, Pura Bangun Sakti, Pura Ulun Kulkul, Pura Merajan Selonding, Pura Goa, Pura Banua Kawan, Pura Merajan Kanginan, Pura Hyang Haluh (Pura Jenggala), Pura Batu Madeg, Pura Batu Kiduling Kreteg, Pura Gelap, Pura Pengubengan, Pura Batu Tirtha, dan Pura Batu Peninjoan.

Menurut sejarahnya, Hyang Resi Markandya yang merupakan seorang pendeta adalah yang pertama kali menerima wahyu dari Tuhan. Sejak menerima wahyu tersebut, beliau mulai menyebarkan agama Hindu di Bali. Hal itu menjadi asal muasal adanya agama Hindu di Bali. Kononnya Hyang Resi Markandya juga membawa serta 8.000 rombongannya dari Jawa Timur untuk menetap di Bali. Oleh karena itu beliau membangun Pura Besakih untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan warga setempat dan pengikutnya kepada sang Tuhan.

Kompleks Pura Besakih ini merupakan pusat semua kegiatan keagamaan di Bali. Satu diantaranya perayaan Galungan yang diadakan setiap tahun sekali kala bulan Purnama. Perayaan tersebut dilakukan selama satu bulan penuh secara meriah. Di dalam kompleks Pura Besakih yang terdapat Pura Penataran Agung menjadi acuan dalam membangun suatu bangunan baik itu tempat tinggal maupun tempat usaha. Bangunan yang akan dibangun tidak boleh melebihi tinggi bangunan Pura Agung Besakih yaitu 17 m. Hal itu dikarenakan Pura Agung Besakih merupakan pura tertinggi yang dikhususkan untuk memuja Alam Atas (Dewa). Di kompleks Pura Besakih ini juga terdapat 3 arca yang merupakan symbol dari sifat Tuhan Tri Murti yaitu, Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.

Keberadaan fisik Pura Besakih, tidak hanya sebagai tempat pemujaan terhadap Tuhan YME, namun di dalamnya juga memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai pusat Pemerintahan Alam Arwah, Alam Para Dewata, yang menjadi utusan Tuhan untuk wilayah Pulau Bali dan sekitar. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung Agung dibuat bangunan untuk kesucian umat manusia, Pura Besakih yang memiliki makna filosofis.

Adapun makna filosofis yang terkandung di Pura Besakih tersebut didalamnya mengandung unsur-unsur kebudayaan meliputi sistem pengetahuan, peralatan hidup dan teknologi, organisasi sosial kemasyarakatan, ,ata pencaharian hidup, sistem bahasa, agama dan upacara, dan kesenian.


Bajra Sandi atau Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini terletak di Renon, Jalan S. Parman, Denpasar, Bali atau terletak depan Gedung DPRD Provinsi Bali dan Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali.

Monumen Bajra Sandi didirikan untuk menghormati para pahlawan Bali yang telah gugur dalam melawan penjajah di masa kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen ini juga sebagai lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman.

Pembangunan Bajra Sandi ini tercetus pada tahun 1980 yang berawal dari ide Dr. Ida Bagus Mantra yang pada saat itu merupakan Gubernur Provinsi Bali. Kemudian pada tahun 1981 diadakan sayembara untuk desain terbaik monuman tersebut. Dari hasil syembara yang digelar, Ida Bagus Yadnya yang merupakan seorang mahasiswa Jurusan Aristektur, Fakultas Teknik Universitas Udayana berhasil memenangkan syembara tersebut. Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama yang kemudian diikuti dengan pembangunan monument Bajra Sandi. Selama kurang lebih 13 tahun, pembangunan Bajra Sandi akhirnya dapat diselesaikan yang disertai dengan peresmiannya oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2003 lalu.

Lokasi berdirinya Monumen Bajra Sandi ini dulunya merupakan tempat pertempuran rakyat Bali dalam melawan pasukan penajajah. Perang tersebut dikenal dengan sebutan ‘’Perang Puputan’’ yang bearti perang habis-habisan. Oleh karena itu untuk menghormati para pahlawan yang telah gugur itu, didirikanlah Monumen Bajra Sandi ini.

Monumen Bajra Sandi memiliki luas bangunan 4900 m2 dengan luas tanah 138.380 m2. Di dalam Bajra Sandi ini dapat dilihat beberapa lukisan rakyat Bali yang sedang bertempur melawan penjajah, lukisan Gusti Ngurah Rai yang merupakan pahlawan nasional asal Bali, serta terdapat koleksi 17 diorama perjuangan rakyat bali yang memperlihatkan beberapa pertempuran seperti pertempuran di Pelabuhan Bulelang, Selat Bali, hingga perang Puputan Margarana.

Fasilitas yang tersedia di dalam monumen Bajra Sandi antara lain perpustakaan, stan makanan khas Bali, kerajinan tangan, kolam ikan dan toilet. Selain itu, tangga yang terdapat di dalam monumen ini dapat digunakan untuk menaiki bagian atas monumen yaitu menara. Dari atas menara tersebut, pengunjung dapat melihat pemandangan taman di Monumen Bajra Sandi ini serta melihat pemandangan kota Denpasar.

Kawasan Bedugul yang menyuguhkan keindahan alam pegunungan dan danau. Daerah yang berada diketinggian 1.200 meter memiliki iklim yang dingin dan selalu diselimuti kabut. Adapaun nama Bedugul berasal dari cerita rakyat yang mengisahkan pertempuran antara Patih dari Raja Mengwi melawan raksasa Sindurama. Pada pertempuran tersebut raksasa Sindurama tewas tersungkur dan membentuk bukit yang disebut Bukit Sungkur. Bukit yang menyerupai raksasa Sindurama itu menjadi asal muasal nama Bedugul.

Pada kawasan Bedugul ini terdapat sebuah danau yang terkenal dengan nama Danau Beratan Bedugul. Danau tersebut merupakan danau terdangkal di Provinsi Bali yakini hanya memiliki kedalaman 22 m dan luas 13,8 km dengan volume air danau 0,049 km3. Ia terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau ini berada di jalur jalan provinsi dengan jarak sekitar 70 km/2,5 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Selain itu, letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan Danau Beratan sebagai salah satu objek wisata yang paling diminati di Bali.

Danau Beratan ini menawarkan pemandangan yang unik dan menarik yaitu terdapat Pura Ulun Danu di tengah yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu yang di percaya sebagai Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Selain Pura Ulun Danu, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan Gunung Karu dan villa terapung.

Untuk mengelilingi danau tersebut, pengunjung harus menyewa boat sebesar Rp. 25.000 per orang dengan durasi 30 menit. Apabila pengunjung tidak mengelilingi danau, dapat pula melakukan aktivitas lainnya yaitu memancing, berbelanja cendera mata ataupun dilukis oleh seniman yang ada di Danau Beratan tersebut. 

Fasilitas yang tersedia di sekitar Danau Beratan ini antara lain pasar buah khas Bali, pasar cendera mata, restoran, tempat penyewaan boat, alat pancing, dan toilet serta mushola. Seperti pada tempat wisata lainnya, wisata Danau Beratan ini juga dikelola oleh desa adat dengan di bawah perhatian pemerintah setempat.


Garuda Wisnu Kencana atau disingkat GWK ini merupakan pembangunan mega proyek patung terbesar di Bali, bahkan terbesar di dunia mengalahkan Patung Liberty. Patung tersebut menyerupai separuh badan dari Dewa Wisnu dan bagian kepala burung garuda. Patung ini terbuat dari lempengan besi dengan tinggi patung 146 meter dan lebar bentangan sayap garuda sebesar 66 meter serta beratnya yang mencapai 4 ribu ton. Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung tersebut dibangun sebagai simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia.

Pembangunan patung GWK ini dicetuskan oleh I Nyoman Nuarta yang merupakan seorang dosen Teknik di Institut Teknologi Bandung. Pembangunan mega proyek tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1997 dengan target tahun 2005 dapat dituntaskan, namun hingga kini, pembangunan yang dilakukan baru mencapai 2 %. Hal tersebut karena adanya kendala pendanaan baik itu dari investor swasta maupun pemerintah.

Garuda Wisnu Kencana ini dibangun di atas Bukit Pecatu, Kabupaten Badung ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah 250 hektar. Bukit Pecatu tersebut merupakan bukit kapur yang kemudian dibentuk dengan cara dibor sehingga menjadi suatu tempat dengan pemandangan yang eksotis. Dari area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ini pengunjung dapat pula menikmati pemandangan Kota Denpasar. Selain itu, sebagian batu kapur yang berdiri bak dinding ini hasil dari pengeboran yang ditata dengan berbagai ornamen, serta beberapa pahatan dan patung para dewa menjadikan lokasi ini sebagai daerah tujuan wisata yang sering dikunjungi.

Sebagai tempat beradanya patung Dewa Wisnu dan Garuda, serta Taman Budaya, GWK juga menjadi tempat pemberdayaan seni Indonesia serta tempat diadakannya pertunjukan Tari Kecak. Pada setiap hari, pengunjung yang datang ke GWK akan disuguhkan Tari Kecak dengan biaya Rp. 40.000 perorang, maka pengunjung sudah dapat menikmati tarian ini. Tari Kecak ini akan dibahas pada halaman berikutnya.

 Pada GWK ini terdapat fasilitas yang memadai bagi para pengunjung seperti area parkir yang cukup luas, sarana berbelanja bagi pecinta shopping, teater, restoran, toilet, serta Exhibition Gallery yang memiliki luas 200 m2 terdapat 10 m2 halaman terbuka di dalamnya.

Tanah Lot ini merupakan satu diantara objek wisata di Bali yang tidak boleh dilewatkan untuk dikunjungi. Ia berada pada 13 km barat Tabanan yang tepatnya berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Di sebelah utara Tanah Lot ini terdapat dua buah pura berdiri di atas bongkahan batu besar dan di atas tebing yang menjorok ke laut mirip dengan Pura Uluwatu. Pura tersebut merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan yang sebagai tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura ini seringkali disebut sebagai pura laut karena letaknya berada di atas bongkahan batu, dan ketika air laut pasang, pura tersebut seolah-olah berada di tengah lautan.

Menurut lagenda, pura di Tanah Lot itu dibangun oleh seorang Brahmana yang bernama Dang Hyang Nirartha. Ia mengembara dari Pulau Jawa dan berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu pada masa itu yang diikut dengan membangun Sad Kahyangan pada abad ke-16 silam. Pada abad itu, seorang penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri terhadap Dang Hyang Nirartha karena banyak penduduk Bali yang pengikutnya yang mulai meninggalkannya dan mengikuti ajaran Dang Hyang Nirartha tersebut. Oleh karena itu dia meminta kepada Dang Hyang Nirartha untuk segera meninggalkan Tanah Lot. Permintaan tersebut disanggupi oleh Dang Hyang Nirartha. Namun sebelum meninggalkan Tanah Lot, beliau dengan kekuatan saktinya memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai dan lalu membangun pura di atas bongkahan batu tersebut.

Selanjutnya, beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular untuk menjaga pura tersebut. Karena rasa sayangnya terhadap pengikutnya, ia pun membuat air mata suci yang akhirnya dipergunakan masyarakat untuk mengaliri sawah mereka. Hingga kini ular dan air mata suci tersebut dapat dilihat di Tanah Lot ini.

Tanah Lot dengan pura lautnya tersebut hingga kini tetap menjadi primadonanya wisatawan yang gemar menikmati suasana matahari terbenam. Pasalnya Tanah Lot merupakan tempat yang sangat sesuai untuk menikmati pergantian siang ke malam tersebut. Saat ini bongkahan batu besar Pura Tanah Lot tersebut bukanlah batu karang yang asli, melainkan buatan. Karena bongkahan batu yang asli sudah terkikis oleh ombak, sehingga untuk tetap mempertahankan bongkahan batu yang tersisa dilakukanlah peremajaan berupa penambahan batu dan cakar ayam agar bongkahan batu tersebut tetap berdiri kokoh.

Selain menikmati keindahan dan keunikan Pura Tanah Lot, pengunjung juga dapat berbelanja di Pasar Tanah Lot dengan harga yang terjangkau. Selain itu pengunjung dapat pula melakukan aktivitas lainnya yaitu melihat berbagai spesis ular di Taman Ular.

Tanah Lot ini dahulunya dikelola oleh pihak swasta, namun manfaat yang diberikan tidak terlalu besar terhadap masyarakat sekitar, sehingga pemerintah mengambil alih kepemilikannya dan mengelola objek wisata Tanah Lot ini hingga sekarang.


Kintamani adalah objek wisata yang terkenal di Bali. Kintamani ini terletak di tengah-tengah Pulau Bali atau tepatnya di Kabupaten Bangli, Bali Selatan.

Kintamani ini berasal dari kata cintia dan asmani. Kata cintia bearti tak terpikirkan yang menggambarkan kewujudan Tuhan. Sedangkan kata asmani bearti pendeta yang merujuk pada pengabdian kepada Tuhan. Sehingga Kintamani menjadi tempat untuk melakukan pertapaan oleh para pendeta Hindu.

Kintamni terkenal karena pemandangan alamnya yang indah yaitu hamparan kaldera yang hitam dengan dua gunung serta satu danau yang terbesar di Pulau Bali. Gunung dan danau tersebut adalah Gunung Batur yang memiliki tinggi 1.717 m dan Gunung Abang dengan tingginya 2.152 m serta Danau Batur. Gunung Batur merupakan gunung berapi yang masih aktif dan pernah meletus dengan dahsyatnya pada tahun 1926. Akibat letusan itu terbentuklah kaldera seluas 13,8 x 10 m. selain itu letusan tersebut juga membentuk Danau Batur seluas 1.607,5 Ha. Semua keindahan akibat peristiwa alam itu menjadikan Kintamani terkenal di mata wisatawan nusantara maupun asing.

Selain memiliki pemandangan alam yang eksotis, Kintamani juga masih menyimpan keunikan lainnya yaitu dipinggiran timur Danau Batur misalnya berdiri sebuah desa yang memiliki adat tradisi yang cukup menarik. Desa tersebut bernama Desa Trunyan. Desa ini memiliki adat tradisi yang berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya yakini dari segi kepengurusan mayat. Jika masyarakat Bali pada umumnya melakukan Ngaben maka masyarakat Desa Trunyan justru tidak. Jika ada masyarakat Desa Trunyan yang meninggal dunia, mayatnya tidak akan dibakar melainkan diletakan di atas batu di samping Pohon Tarumenyan. Pohon tersebut diyakini dapat menyerap bau busuk yang dikeluarkan mayat tersebut. Meskipun begitu, adanya perbedaan adat tersebut karena Desa Trunyan tidak mendapat pengaruh kebudayaan dari Kerjaan Hindu Majapahit.

Kintamani ini sendiri dikelola oleh beberapa desa yaitu Desa Kedisan, Abang, Kintamani, dan Kuahan. Meskipun demikian, pengelolaan tersebut tetap di bawah perhatian Pemerintah Provinsi Bali. Saat ini pemerintah beserta desa adat tersebut sedang memperjuangkan kaldera yang menghampar luas itu agar diakui oleh UNESCO sebagai warisan sejarah dunia.

Fasilitas yang tersedia di Kintamani ini antara lain area parkir yang cukup luas baik itu untuk kendaraan pribadi atau bus, restoran yang menyajikan makanan halal, mushola, toilet, penginapan, serta warung-warung kecil penyedia makanan kecil atau minuman.


Kabupaten Sambas yang terdiri dari beragam suku dan agama memiliki tradisi yang unik. Satu diantaranya adalah tradisi dari masyarakat Melayu Sambas yakni Sedekah Nasi atau lebih sering dikenal oleh masyarakat dengan nama ‘’Ruahan Nasi’’ atau ‘’Sya’banan’’. (Baca disini)

 Tradisi Sedekah Nasi ini dilakukan oleh masyarakat melayu Sambas setiap bulan Sya’ban. Pada tradisi ini, sebuah keluarga (satu rumah) akan mengadakan acara makan siang, atau sore dengan mengundang anggota keluarganya baik yang dekat maupun jauh dan para tetangganya. Acara makan tersebut dilakukan secara Saprahan yang merupakan ciri khas suatu acara yang bersifat religius masyarakat melayu Sambas. Seperti acara sunatan, pernikahan, tepung tawar, antar uang, dan termasuk Sya’banan ini.

Biasanya tradisi Sedekah Nasi ini dilakukan oleh semua orang, namun besar kecilnya acara tersebut tergantung dari ekonomi yang dimiliki oleh orang tersebut. Biasanya sebuah keluarga yang memiliki budjet besar mengadakan tradisi Sedekah Nasi ini lebih besar porsinya (jumlah saprahan atau jumlah hidangan yang akan disuguhkan kepada tetangga yang diundang) dan mengundang banyak warga. Patokan dalam menentukan porsi hidangan yang akan disuguhkan adalah Saprahan. Satu saprahan biasanya mencapai 6 orang. Biasanya masyarakat mengadakan Sedekah Nasi ini 10 atau 20 saprah bahkan lebih, tergantung dari budjet masing-masing. Sementara untuk budjetnya kecil, biasanya cukup mengundang seseorang yang dianggap ahli dalam agama untuk membacakan do’a pada acara Sedekah Nasi tersebut. Terlepas itu semua, tradisi Sedekah Nasi ini sudah berlangsung lama, namun belum ada catatan pasti kapan tradisi ini mulai dilakukan.

Selain Sedekah Nasi, tradisi yang dilakukan di bulan Sya’ban ini adalah tradisi berziarah ke Kuburan yang disertai dengan bersih-bersih kubur atau pemakaman. Secara gotong royong, masyarakat membersihkan kuburan dari rumput-rumput liar. Tak lupa pula setelah dibersihkan, peziarah membacakan do’a dan menaburkan daun pandan diatas makam atau kuburan keluarganya.

Gambar Belale' (Deptan)
Belalee' adalah satu diantara tradisi di Kabupaten Sambas yang masih berlaku hingga hari ini. Tradisi tersebut lazimnya dilakukan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai petani padi. Tidak diketahui pasti kapan tradisi tersebut mulai dilakukan, namun berdasarkan cerita orang-orang tua tradisi ini sudah dilakukan ratusan tahun lalu.

Hampir semua daerah di Kabupaten Sambas yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani padi melakukan tradisi Belale'. Tradisi ini merupakan bagian dari unsur gotong royong. Pada tradisi ini biasanya masyarakat terutama kaum perempuannya mengajak yang memiliki sawah padi mengajak beberapa orang wanita yang juga petani untuk ikut menanam padi, atau membersihkan lahan atau pula menuai padi. Ajakan tersebut disanggupi oleh petani lainnya tanpa bayaran materi. Namun imbalannya adalah mengerjakan atau ikut dalam kegiatan menanam padi, membersihkan lahan, maupun menuai pada sawah petani yang sudah diajak ikut ''belale' tersebut.

Sistem belale' memiliki kesamaan dengan sistem Arisan, namun yang membedakan adalah bentuk dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Meskipun demikian, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan ikut tertanam dalam tradisi ini. Tradisi Belale' ini biasanya dilakukan pada waktu akan menanam padi, saat padi sudah tumbuh yang diikuti dengan membersihkan lahan dari rumput liar dalam bahasa Sambasnya disebut ''Merumput'' atau menuai padi yang dalam bahasa sambasnya disebut ''Beranyi''.

Waktu pelaksanaannya biasanya lebih sering dilakukan pada siang hingga sore hari yaitu untuk jarak sawahnya jauh dari rumah biasanya dimulai dari jam 1 hingga 4 sore, tetapi jikalau lokasi sawahnya dekat dengan tempat tinggal biasanya dimulai setengah dua hingga pukul setengah 5 atau pukul lima. Tradisi Belale ini dilakukan meskipun cuaca panas atau hujan, kecuali jika cuaca sangat ekstrim seperti petir, maka petani akan istrirahat sebentar. Namun apa bila cuaca kembali normal,aktivitas Belale' kembali dilakukan.

Tradisi Belale' ini hanya berlaku didesa-desa Kabupaten Sambas yang berprofesi sebagai petani. Biasanya selama aktivitas Belale' itu dilakukan diselingi dengan canda tawa para petani. Tidak ada rasa lelah maupun keluhan karena aktivitas tersebut dilakukan berdasarkan rasa kebersamaan. Biasanya pelaksanaan tradisi Belale' berdasarkan urutan, jika hari Senin adalah giliran A, maka berikutnya bisa giliran B atau C sesuai kesepakatan bersama. Tradisi Belale ini bisa dilakukan oleh dua orang atau lebih. Tapi biasanya jumlahnya tidak melebihi dari 10 orang.

Eti Susanti (Tribun Pontianak)
Masih ingat dibenak rakyat Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang dihebohkan kasus pemerkosaan disertai pembuhan terhadap Eti Susanti 19 tahun, Siswi SMKN 1 Sekura, Teluk Keramat, Kab. Sambas yang terjadi hampir setahun lalu. Sempat diberitakan hilang beberapa hari, mayat siswi SMKN 1 Sekura tersebut ditemukan membusuk di kawasan hutan karet Dusun Sangge Mangge, Kabupaten Sambas pada hari Rabu 11 Januari 2012 lalu.Sentak kabar penemuan mayat tersebut membuat keluarga dan SMKN 1 Negeri Sekura berduka, rasa ingin diungkap pelaku pembunuhan pun disampaikan oleh berbagai pihak, banyak pihak yang merasa geram akan tindakan bejat pelaku pembunuhan tersebut. 

Seperti yang dilansir oleh media tribun Pontianak, ayahanda Eti Susanti mengungkapkan kepada wartawan agar pihak kepolisian menangkap siapa yang tega menghabisi nyawa putrinya tersebut. Ia juga meminta siapapun pelakunya diproses sesuai hukum. Namun hampir setahun ini bagaimanakah perkembangan kasus tersebut? Sudah ditangkapkah pelaku pemekosaan dan pembunuhan tersebut? Jawabannya tidak! 

Banyaknya kasus kriminal yang terjadi di Kabupaten Sambas dan Kalbar tentu membuat pihak kepolisian menjadi sibuk sehingga secara perlahan satu persatu kasus yang hangat pada waktunya harus sedikit tenggelam perlahan-lahan, akhirnya keluarga korban hanya menanggung duka tanpa kepastian hokum terhadap pelaku. Sementara pelaku, bebas berkeliaran tanpa, masyarakat lainnya? Siap-siap menerima nasib yang sama jika pelaku tidak segera ditangkap. Lambanya kasus ini apakah berarti Polres Sambas dan Polda Kalbar Mandul??? Boleh saja dibilang YA….

Belum lama pembunuhan kembali terjadi, yang juga terjadi di Jawai, Kabupaten Sambas. Korban adalah Najira berumur 13 tahun, lagi dan lagi kasus sadis yang terjadi di Kabupaten Sambas yang dikenal dengan istilah Sambas Terigas ini tetap tak terselesaikan oleh pihak kepolisian. Hal ini cukup untuk membuat statement bahwa Polres Sambas dan Polda Kalbar terkesan Mandul, serta tidak dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat. Tulisan ini bukanlah untuk menghakimi kinerja dari pihak kepolisian, namun merupakan bentuk dari kekecawaan atas kinerja polisi yang dinilai lamban, apalagi kasus ini sudah lama sekali. Apakah pihak kepolisian menunggu korban berikutnya baru akan bertindak?



Refferensi :
Tribun Pontianak: http://pontianak.tribunnews.com/2012/01/13/eti-susanti-ditemukan-membusuk
Equator (Harian Rakyat Kalbar): http://www.equator-news.com/patroli/20120119/susan-dibunuh-terencana-paman-najira-menghilang


Cilok (singkatan dari Aci dicolok) adalah sebuah makanan rakyat khas Jawa Barat yang berasal dari Indonesia yang terbuat dari tepung Kanji (aci dalam bahasa sunda) yang kenyal dengan di tambahkan bumbu pelengkap seperti Saus Kacang, Kecap,dan Saus. (wikipedia)


Cilok... Makanan ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi rakyat Jabar atau Kota Bandung. Pasalnya makanan ini mudah didapatkan dengan harga terjangka. Sama halnya dengan Cimol, Cilok yang merupakan makanan Khas Jabar ini terbuat dari tepung Aci yang dibentuk bulat/lonjong yang kemudian direbus. Sekilas, makanan kecil ini terlihat seperti bakso dengan rasa daging yang meresap di Cilok ini. Rasanya yang kenyal ini dikombinasikan dengan saus kacang, kecap atau saus cabe. Biasanya tergantung selera sipemesan.

 Layaknya makanan rakyat, Cilok ini juga mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau pula. Biasanya pedagang keliling nongkrong didepan kampus atau sekolah. Makanan ini pas dijadikan cemilan diwaktu senggang anda.


Cimol adalah makanan ringan yang dibuat dari tepung kanji. Cimol berasal dari kata (Bahasa Sunda aci digemol), yang artinya tepung kanji dibuat bulat-bulat. (wikipedia)


Cimol ini adalah makanan khas Rakyat Kota Bandung, Jawa Barat. Bentuknya yang bulat menyerupai bakso ini terbuat dari tepung kanji yang digoreng dan dibumbui dengan perisa makanan berbagai rasa, seperti rasa bawang dan rasa daging ayam. Rasanya yang enak dan gurih ini sangatlah cocok sebagai cemilan kala menikmati waktu istirahaat anda. Anda pun dapat memesan Cimol ini sesuai selera anda, apakah mu pedas, rasa bawang atau rasa lainnya.

Sebagai makanan rakyat, tentu makanan unik ini mudah sekali untuk didapatkan. Biasanya dijual oleh pedagang keliling yang suka nongkrong didepan sekolah atau kampus.

 Selain mudah didapatkan, harga makanan kecil mungil ini juga terjangkau. Cukup dengan Rp. 2000 atau lebih sesuai selera dan kebutuhan perut anda, maka anda dapat mencicipi menu khas Kota Kembang ini. Tertarik untuk mencobanya?

SIARAN PERS
 Menapak Tilas Perjalanan 50 Tahun Konservasi WWF Bersama Masyarakat di Indonesia 
 Jakarta – Pada September 2012, WWF-Indonesia genap berusia 50 tahun. Dalam memperingati ulang tahun emasnya, WWF-Indonesia meluncurkan buku berjudul “Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia”. Buku ini unik. Selain ditulis langsung oleh lebih dari 40 staf yang bekerja di program dan kantor lapangan WWF di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua, juga menampilkan cuplikan pengalaman dan sejarah perjalanan 50 tahun kiprah WWF bekerja bersama masyarakat. “Buku ini menggarisbawahi salah satu faktor penting mengapa WWF-Indonesia dapat terus eksis dan kerja konservasinya tetap relevan hingga saat ini, yaitu dengan bermitra dan mengedepankan kepercayaan serta hubungan baik dengan masyarakat”, kata Hermayani Putera, anggota Tim Editor, yang juga Manajer WWF-Indonesia untuk Program Kalimantan Barat. Bagaimana masyarakat di Aceh bangkit dari tsunami, kerasnya upaya masyarakat mengembangkan ekowisata di Jantung Borneo, serta sepak terjang pegiat konservasi memberantas illegal logging di Riau, hanyalah sedikit contoh dari kisah-kisah inspiratif dalam buku ini. Buku setebal 140 halaman ini merupakan pintu masuk ke cerita-cerita yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat dan kearifan lokal di berbagai tempat di Indonesia. “Buku ini mencoba membangun benang merah bahwa strategi konservasi harus sejalan dengan strategi sosial, budaya, dan pembangunan ekonomi. Konservasi juga membutuhkan komitmen politik yang memadai. Jika strategi ini terintegrasi, masyarakat tidak akan ragu mencurahkan seluruh potensi sosial yang dimiliki dan mendukung inisiatif konservasi di wilayah mereka”, lanjut Hermayani. Pada mulanya WWF hadir di Indonesia hanya fokus untuk perlindungan spesies, yang digawangi oleh pelestarian badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 1962. Namun dalam perkembangannya WWF mulai melakukan pendekatan kepada masyarakat di sekitar kawasan konservasi, karena tanpa dukungan mereka upaya pelestarian spesies langka tidak akan berjalan optimal. Selama setengah abad bekerja di Indonesia, WWF tidak hanya tertantang oleh kondisi geografis di wilayah kerjanya dari Sumatera hingga Papua, tetapi juga berhadapan dengan masyarakat yang memiliki keragaman budaya dan latar belakang, serta kebutuhan yang berbeda. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia dan tantangan yang dihadapi. “Sebagian pelaku pembangunan masih mengabaikan filosofi dasar kearifan lokal, bahwa masyarakat selalu berakar dan tergantung hidupnya dari SDA yang lestari”, tambah Hermayani. WWF-Indonesia berharap kehadiran buku ini dapat menambah semangat dan menjadi inspirasi bagi banyak pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan aktivis di jaringan masyarakat sipil yang bekerja bersama masyarakat dalam berbagai isu dan agenda.


Versi online buku ini dapat diunduh melalui link: http://www.wwf.or.id/?27200/50-kisah-inspirasi-wwf-untuk-indonesia





Sumber : Forward Email by Hermayani Putera, Tim Editor, West Kalimantan Program Manager, WWF-Indonesia

Lumpia Basah, sudah pernah merasakan makanan yang satu ini? Kalau belum tentunya anda harus segera untuk mencobanya. Pasalnya makanan rakyat Indonesia yang berasal dari Kota Semarang dan di adopsi di Kota Bandung ini sangatlah lezat dengan harga yang terjangkau. Lumpia Basah yang merupakan asli dari Kota Semarang ini terbuat dari rebung, namun di Kota Bandung sendiri, Lumpia Basah ini sediki mengalami modifikasi yaitu terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan telur dan sayur toge. Meskipun demikian, Lumpia Basah yang mengalami modifikasi ini TIDAK meninggalkan ciri khasnya yaitu rebung.

Tentu anda merasa penasaran terhadap bentuk Lumpia Basah ini bukan? Bentuknya menyerupai ''Dodol Gulung''. Namun yang membedakannya adalah isinya. Cara penyajiannya juga cukup unik, Lumpia Basah yang sudah siap untuk disantap ini dimasukan ke dalam kertas pembungkus nasi (Paper Wrap)dan sumpit sebagai pengganti sendoknya. Seperti halnya makanan rakyat lainnya, Lumpia Basah ini biasanya dijual menggunakan gerobak yang nongkrong didepan kampus atau sekolah. Untuk harganya, hanya Rp. 5000 per porsi yang tersedia dengan berbagai rasa satu diantaranya manis dan pedas.

.......................................