Salam Blogger!

Ditengah program pemerintah yang gencar menyuarakan pendidikan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu, Anak-anak dari pasangan Basuni dan Rohani yang beralamat di Jalan Perdana, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara malah tidak merasakan sama sekali program yang pemerintah canangkan.

Basuni dan Rohani telah menikah selama 10 tahun dan menetap di kota Pontianak selama 2 tahun. Dari pernikahan tersebut, Basuni dan Rohani mendapatkan empat buah hati yaitu Aulia (10), Maulana (8), Neni Malita (3 tahun 4 bulan) dan Rega yang baru berumur 4 bulan. Keempat anak tersebut menderita gizi buruk. Selain itu, Aulia dan Maulana terpaksa putus sekolah lantaran keterbatasan dana.

Menurut Rohani, Aulia dan Maulana sebelumnya pernah sekolah selama satu bulan. Setelah ia melahirkan lagi, dan tidak ada yang mengantarkan anaknya kesekolah, terpaksa anak-anaknya berhenti sekolah. Selain itu jarak antara rumah dengan sekolah juga cukup jauh. Sementara itu menurut Basuni, gaji yang ia dapatkan sebagai buruh bangunan tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari apalagi untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Basuni mengatakan selama ini yang banyak membantu adalah tetangga sedang kan pemerintah belum pernah memberikan bantuan apapun untuk keluarganya.

“Dulu pak RT berjanji akan menggratiskan anak saya sekolah, uang baju, uang buku yang dijanjikan sampai sekarang belum terealisasi” kata Basuni.

Selain anak-anaknya yang menderita gizi buruk dan putus sekolah,bapak dari Rohani mengalami nasib yang lebih parah. Ia menghidap tumor pada bagian hidung. Hidung sang bapak terpaksa ditutup menggunakan kain karena bagian isi pada hidung mengeluarkan daging dan bau yang kurang sedap.

Aulia dan Maulana


Saat saya bersama rekan saya bertanya kepada Aulia dan Maulana apakah ingin melanjutkan sekolah, Aulia tampak malu-malu menghadap kamera. Ia menutup mukanya dan mengatakan “ingin sekolah”. Berbeda dengan Maulana yang begitu antusias menjawab pertanyaan rekan saya. Ia menjawab “ingin sekolah lagi”. Aulia dan Maulana sangat senang difoto. Saat saya minta mereka untuk berfoto, mereka begitu gembira. Setelah saya selesai mengambil gambar mereka, keduanya masih saja berdiri dan menanti di foto kembali.

Dari apa yang saja tulis diatas, rasa peduli terhadap sesame sangat diperlukan. Jika pemerintah tidak peduli terhadap rakyatnya,jangan lah pula sesama rakyat saling tidak peduli. Berbagi itu indah, semoga keluarga Basuni dan Rohani mendapat bantuan secepatnya dari Pemerintah setempat.


Salam Blogger!

Share on :

1 Responses to Aulia Penderita Gizi Buruk di Kota Pontianak Yang Putus Sekolah

  1. slm, sbagai tmbahan insprasi wkt..
    iya, sksezlah!
    trmksih, smangt

     
.......................................