Salam Blogger!

Setelah beberapa hari vakum ngeblog dengan alasan untuk fokus pada persiapan sidang membuat hati sedikit gusar. Jari terasa gatal bila tidak menyentuh keyboard, sementara ide yang ada tertampung dan membludak di benak. Dan kesempatan kali ini ternyata ide dan jari menjadi akur dan kompak antara satu sama lain, mengalir mengikuti ritme detakan keyboard yang mengalun mesra. Dan alunan mesra tersebut membentuk suatu cerita atau kisah yang dapat di lihat di bawah ini :


Desa Semayong adalah sebuah Desa yang terletak di Kabupaten Sambas, Sebenarnya nama Desa ini adalah Desa Sungai Kumpai, dan Semayong adalah Dusun. Namun masyarakat setempat atau warga dari desa lain sering memanggil Dusun semayong dengan nama Desa Semayong. Mayoritas Penduduk Semayong berprofesi Petani, yang mana mereka bertani satu tahun satu kali. Dan Suku Penduduk Desa Semayong adalah Suku Melayu dan otomatis agama nya juga Islam, makanya jikalau Lebaran Idul Adha ini sama - sama meriah seperti Idul Fitri layak nya. Desa semayong kental dengan adat tradisi nya terutama yang bersifat sakral, sebagai contoh Tepung Tawar yang merupakan adat menyambut kelahiran seorang anak.
Selain Kental dengan adat tradisi, masyarakat disini juga memiliki kebiasaan yang unik, yaitu sehabis panen padi, mereka kompak berkebun Semangka dan Mentimun serta kacang - kacangan, tak heran jika setelah musim panen padi selesai, warga setempat berduyun - duyun berkebun semangka di lahan bekas padi atau juga berkebun di tanah gambut.

Kebun Semangka Warga


Buah Semangka Hasil dari Kebun Warga

Selain Bertani, masyarakat setempat juga berkebun karet yang mana menyadap karet biasanya di lakukan di pagi hari. Waktu nya tergantung individu, ada yang memulai jam 2 pagi dan ada juga yang mulai jam 7 pagi. Setelah mereka selesai menyadap karet, sore nya mereka bertani. Begitulah rutinitas mereka sehari hari.

Perjalanan Pulang ke Desa tercinta, Desa Semayong yang berada di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas ini sebenarnya di rencanakan akan pulang pada tanggal 9 Juni nanti, namun akhirnya pulang ke desa tercinta adalah pada hari Kamis 2 Juni yang lalu, perjalanan pulang ke desa tercinta di mulai tepat pukul setengah delapan yang mana sebelum berangkat, harus pergi ke bengkel motor dulu, ganti oli dan baru berangkat, tidak lansung isi premium karna sebelum nya sudah di isi.


Perjalanan yang lumayan jauh ini memakan waktu sekitar 10 Jam. Setelah melewati beberapa kota seperti Kota Singkawang, Pemangkat dan Sambas, akhirnya sampai juga di Sekura, sementara Matahari mulai sedikit redup. Dari sekura ke Semayong hanya memakan waktu sekitar 20 Menit dan itu pun kalau cuaca lagi bagus yang mana Cuaca bagus berpengaruh pada jalan yang di akses.
Jalan Menuju Semayong dari Bogam





Desa Semayong ini bisa di akses melalui jalan air maupun darat, jika menggunakan jalan air bisa di lewati menggunakan sampan dan jalan air biasanya di gunakan ketika lagi musim penghujan yang mana jalan darat nya susah di akses karena becek.

Kondisi Jalan di RT 3

Jalan untuk masuk ke desa Semayong ini bisa di lewati dengan dua arah, yang pertama dari arah Sekura Barat yang mana sekitar 2 km perjalanan yang mana melewati jalan batu yang rencana akan di jadikan jalan aspal, namun sejak tahun 2008 sampe sekarang jalan nya masih saja seperti itu. Sementara di sepanjang pinggiran jalan ini tidak ada di temui rumah warga, hanya ada kebun salak dan kebun karet saja. begitu pula kalau melewati jalan dari Desa Bogam tidak ada juga rumah warga, hanya saja sawah yang membentang luas menghiasai pinggiran jalan tersebut.


Setelah Sampai ke desa Semayong, harus melewati jalan semen yang kecil dengan kondisi yang rusak parah, sehingga yang terlihat bukan lah jalan semen melainkan perpaduan antara jalan tanah dan semen, dan jikalau hari hujan, para warga yang melewati jalan ini akan kesulitan, butuh perjuangan yang keras, karna tekstur tanah nya yang lengket pada ban Motor dan sepeda membuat ban sepeda atau motor tidak bisa berputar. Jalan ini hanya bisa di lewati menggunaakan Sepeda atau Motor saja.

Kondisi Jalan di RT 6

Selain Jalan nya yang rusak yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat, tiang listrik di tengah - tengah jalan juga dapat di jumpai disini. Yang mana sangat berbahaya bagi warga setempat, namun karna sudah terbiasa dengan kondisi jalan yang becek serta tiang listrik di tengah jalan, hal - hal yang tidak di ingini bisa terhindari,

Tiang Listrik di Tengah - tengah Jalan


Kondisi Jalanan yang Rusak seperti ini sangat memerlukan perhatian dari pemerintah setempat, akses untuk menuju Pasar Sekura sering begitu sulit ketika musim penghujan, jalan licin, berlubang, dan berlumpur menjadi satu, kondisi jalan seperti ini sejak saya SD sampe sekarang masih saja terlepas dari perhatian pemerintah setempat, berbagai upaya yang di lakukan oleh Kades dan jajaran nya untuk memperbaiki kondisi jalan ini, namun sepertinya pemerintah lebih di sibukan dengan pembangunan jalan di daerah - daerah lain.




Kondisi jalan yang rusak ini di harapkan segera mendapat perhatian pemerintah setempat sehingga aktivitas warga untuk menuju pasar sekura menjadi lancar dan dapat mendistribusikan hasil dari kebun dan pertanian mereka.



Maaf bila ada kata - kata yang salah, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon di maafkan, oke cuy?
Sekian dan Terima Kasih.
Wassalam
Tertanda Eel Eliyanto Kaudan



Salam Blogger!


Share on :

3 Responses to Kondisi Jalan Desa Semayong Sangat Memperihatinkan!

  1. Dwi Wahyudi Says:
  2. Pembahasannya bagus sekali bro, mengangkat segala permasalahan yang dialami di daerah sendiri melalui media blog. Itu salah satu manfaat dari blog itu sendiri, tinggal ente pasang aja link tulisannya dimana2. Biar semua pada tahu kondisi yang sebenarnya, keep spirit for blogging...

     
  3. ya neh.. kapan2 kalo pulang kesana, lebih banyak menulis yg begini2 deh.. Biar pembangungan di Kalbar ini bisa merata, ya setidak nya bisa mendapat perhatian dari pemerintah lah terutama Kondisi jalan di daerah2 terpencil

     
  4. Mantap! Potensi biak semayong sorang itok patut kite hargaek. Teruskan berkarya kawan,, dipundak kitelah kemajuan desa kite bisa bangkit!

     
.......................................